Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
BUKAN hanya calon penumpang yang bingung dengan program OK Otrip. Petugas Trans-Jakarta juga mengaku belum mengetahui bagaimana mekanisme one karcis one trip (OK Otrip).
Seorang petugas Trans-Jakarta yang enggan disebutkan namanya berterus terang belum mengerti apa saja yang termuat dalam program OK Otrip. Ia bahkan mengaku belum mendapat instruksi dari PT Trans-Jakarta meski uji coba tinggal enam dari lagi. "Pernah mendengar, tapi belum tahu seperti apa penerapannya nanti," ujarnya.
Keterusterangan petugas tersebut ditepis Humas PT Trans-Jakarta Wibowo.
Ia menyatakan pihaknya telah menyosialisasikan secara intensif OK Otrip secara terus-menerus. "Proses ini terus dilakukan dengan berbagai metode seperti komunikasi langsung, media sosial, maupun poster untuk menjelaskan program OK Otrip," papar Wibowo.
Hanya, pengguna Trans-Jakarta sendiri, Kiki, 24, mengaku tidak tahu bagaimana menggunakan haknya nanti. Ia pernah mendengar program OK Otrip melalui pemberitaan di media. Namun, untuk mekanisme dan tata cara penggunaan OK Otrip itu, ia akui masih belum paham.
"Program OK Otrip itu sebenarnya memudahkan pengguna angkot maupun Trans-Jakarta, tapi bagaimana cara pemakaiannya, saya tidak tahu," kata Kiki di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin (8/1).
Menurut perempuan asal Depok itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu lebih gencar menyosialisasikan kepada masyarakat agar program OK Otrip tidak membuat bingung.
Pengguna Trans-Jakarta lainnya, Darma, 29, juga menyatakan masih awam. "Saya rasa banyak yang beda pemahaman. Pendapat saya, orang mengira OK Otrip itu seperti bayar angkot pakai kartu, padahal bisa buat naik Trans-Jakarta juga," cetusnya.
Mendengar pendapat banyak orang di lapangan, ia menilai uji coba OK Otrip pada 15 Januari terlalu terburu-buru. Selain tergesa-gesa, trayek yang diuji coba sangat sedikit. Keterbatasan wilayah uji coba yang cuma empat lokasi akan berpengaruh pada minat warga untuk mencoba. Hal senada disampaikan pengguna Trans-Jakarta lainnya, Bambang, 53, bahwa Oke Otrip belum akan efektif karena tidak berlaku pada semua tempat dan hanya sedikit orang bisa mempergunakannya.
Penasaran
Sebaliknya ada juga warga bernama Rommy Nathanael mengaku penasaran dan ingin mecoba program yang namanya cukup keren tersebut. "Kalau untuk dicoba, kenapa tidak? Saya lihat di Instagram akan ada uji coba dan penasaran ingin mengetahui bagaimana prosedurnya. Tidak ada salahnya mencoba," ujar pria berusia 28 tahun itu.
Namun, pada umumnya warga menilai tarif yang diberlakukan seharga Rp5.000 tergolong murah. Apalagi saat uji coba nanti berlaku tarif promosi hanya Rp3.500. Dengan jarak tempuh perjalanan selama 3 jam dan bisa bertukar kendaraan bus ke angkot dan dari angkot ke bus lagi, hanya cukup sekali bayar, pengguna tentu sangat diuntungkan.
"Saya setiap hari pergi bekerja dari Kampung Melayu ke Senayan bisa berkali-kali naik angkutan umum dan menghabiskan uang sekitar Rp15 ribu sekali jalan buat ongkos," terang Adam, karyawan swasta. Karena menguntungkan secara ekonomi, Adam mengaku tidak sabar lagi menunggu OK Otrip beroperasi. (Fachri Audhia Hafiez/J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved