Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
KARCIS kuning dengan tulisan 'Rp3.000' itu langsung dirampas dari tangan pria bertubuh kekar dengan wajah yang berjengot.
Sikapnya yang kasar meminta iuran parkir langsung melunak saat seorang wanita membalas ucapan kasarnya dengan suara yang tak kalah keras dan nyaring.
Hidung bangir yang dimiliki preman di Pasar Cipadu, Tangerang, itu tak henti ditunjuk-tunjuk oleh si wanita berkaus band metal itu.
Bagi Mia, 33, efek garang yang diciptakan sang preman penjaga parkir itu tak ada pengaruhnya.
Hal itu karena Mia sudah mengantongi nomor telepon pengaduan pungutan liar (pungli) yang ditangani polisi.
"Setelah saya marah besar, saya rampas bukti kertas parkir palsu itu. Saya langsung kirim pesan singkat ke nomor pengaduan pungli itu," ujarnya.
Belum juga reda kemarahannya, Mia kembali harus menelan pil pahit.
Pesan pengaduan, berikut kronologi, yang dikirimkannya ke nomor pusat pengaduan 1193 lewat telepon selulernya berbalas pesan tidak sampai.
Di layar gawainya tertulis permintaan maaf karena nomor yang dituju salah.
"Aduh saya itu kecewa sekali. Katanya mau dimudahkan, tapi kok malah yang muncul permintaan maaf. Katanya nomor pengaduan itu salah dan diminta periksa lagi. Padahal nomornya sudah benar," tegas Mia.
Nomor pusat pengaduan 1193 tersebut didapatkannya dari sosialisasi Polri yang gencar menjalankan instruksi Presiden Joko Widodo untuk memberatas pungli.
"Tidak mungkin saya salah nomor. Saya sudah pastikan betul, termasuk bertanya dengan polisinya langsung," cetusnya
Kekecewaan yang sama juga dirasakan Edo, 28, warga Jakarta Timur. Dirinya pernah mengirimkan laporan pungli yang dialaminya.
Hal yang sama juga terjadi, pengaduannya tidak sampai.
Edo pun memutuskan untuk memeriksa bagaimana pengaduan itu diproses.
"Saber pungli ini kan ada di bawah kantor Menko Polhukam. Waktu saya ke sana, ternyata petugasnya hanya ada empat orang. Bagaimana bisa hanya empat orang memantau laporan dari seluruh daerah," terangnya.
Tidak hanya itu, saat ia bertanya, keempat petugas tersebut bukan orang yang mumpuni dalam bidang teknologi.
"Kalau begini, bagaimana laporan pungli bisa diproses cepat. Petugasnya saja cuma empat, kerjanya santai. Lalu waktu ditanya, tidak tahu apa-apa jawabnya, dan mereka yang saya tahu, tugasnya sebagai ajudan," cetusnya.
Dia berharap pemerintah kembali mengevaluasi kerja saber pungli yang selama ini menjadi harapan banyak orang.
Sementara itu, Ketua Satgas Saber Pungli yang juga sekaligus Irwasum Polri, Komjen Putut Eko Bayu Seno, tidak membalas konfirmasi yang dimintakan kepadanya atas kerja saber pungli selama ini. (Sri Utami/J-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved