Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
RUAS jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) sepanjang 8,4 kilometer yang mulai beroperasi, Sabtu (4/11), diharapkan menjadi solusi kemacetan menuju Bekasi. Sebab, kini ruas itu kini menjadi pilihan warga Bekasi untuk menyeberang menuju Jakarta dan sebaliknya.
Berdasarkan pemantauan, di hari pertama pengoperasian tol layan tersebut belum maksimal. Sebab, masih banyak pengendara roda empat yang memilih Jalan Kali Malang untuk melintas dari Kota Bekasi menuju Jakarta Timur. Padahal, ruas tol tersebut masih digratiskan bagi pengguna selama tiga pekan.
Meski masih gratis, di ruas tersebut nyatanya steril dari kendaraan roda dua yang berusaha menerobos ruas tol. Sebab petugas jaga dari Jasamarga berjaga di gardu masuk tol elektronik.
Fitriyandi, 28, warga Komplek Antara, Bekasi Barat, mengaku telah menanti pengoperasian tol layang Becakayu sejak bertahun-tahun lalu. Bahkan, Ia sengaja menyempatkan diri untuk melalui ruas tol tersebut di hari pertama pengoperasian.
“Sengaja saya lewat Tol Becakayu, menghindari macet di Jalan KH Noer Ali-Jalan Raya Kalimalang,” ungkap Fitri, di gerbang masuk (ramp on) Jakasampurna, Bekasi Barat, Sabtu (3/11).
Fitri menjelaskan, tiap hari ruas Jalan KH Noer Ali-Jalan Raya Kali Malang memang selalu padat. Apalagi ketika jam-jam sibuk berangkat kerja (sekitar jam 06.00-09.00) dan jam pulang kerja (15.30-19.00). Beberapa persimpangan yang ada di sepanjang Cipinang Melayu-Jakasampurna membuat pengendara nyaris tak bisa bergerak.
Dengan adanya jalur sisi selatan Kali Malang, mulai dari Mall Metropolitan Mall Bekasi hingga Sumber Arta awalnya menjadi jalur alternatif warga Bekasi menuju Jakarta. Namun, sejak proyek mangkrak 21 tahun itu kembali dijalankan, jalur Kali Malang menjadi jalur terpadat sepanjang hari.
“Mulai jam setengah empat sore masih di jalur Kali Malang, udah engga bakal bergerak, apalagi sekrang banyak truk masuk ke jalur tersebut akibat ada pembatasan kendaraan golongan II ke atas di ruas Tol Jakarta-Cikampek,” jelas Fitri.
Menurut Fitri, memang saat ini proyek pengerjaan tol layang Becakayu belum selesai 100 persen. Bahkan pengerjaan seksi I pun belum lengkap, lantaran ruas seksi IA sepanjang 3,5 kilometer belum juga selesai. Tetapi, ruas jalan tol layang Becakayu akan sangat membantu menerobos kemacetan di jalur Jalan Raya Kali Malang ketika jalur bawah benar-benar padat.
Sebaliknya, lanjut Fitri, keberadaan jalur tol layang Becakayu seksi IB dan IC akan tidak bermanfaat ketika lalu lintas jalur bawah (Jalan Raya Kali Malang) dalam kondisi normal. Apalagi, setelah masa uji coba gratis selesai tarif ruas tol tersebut diprediksi akan sangat mahal.
“Bantu banget sih kalau lagi macet-macet banget. Kalau lalu lintas normal saya pilih jalur biasa aja lagi,” imbuh dia.
Firdaus, 33, warga Pondok Mitra Lestari, Bekasi Selatan menilai, petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi dan Satlantas Polres Metro Kota Bekasi harus mengantisipasi penumpukan volume kendaraan di pintu-pintu keluar (rampo off) Tol Layang Becakayu. Sebab, dikhawatirkan titik-titik tersebut akan menjadi titik kemacetan baru.
“Yang perlu diwaspadai sih ramp offnya. Khawatir numpuk di sana,” kata Firdaus.
Kepala Satlantas Polres Metro Kota Bekasi, Komisiaris I Nengah Adi Putra mengungkapkan, sejak jauh-jauh hari pihaknya sudah menganalisa titik-titik potensial kemacetan imbas dari pengoperasian Tol Becakayu. Titik-titik ramp off memang rawan jadi sarang kemacetan.
Untuk itu, Nengah mengaku, tetap akan mengalihkan arus lalu lintas dari Arah Bekasi-Jakarta di jalur sisi selatan Kali Malang. Agar di ramp off Sumber Arta tidak ada penumpumpukan kendaraan.
“Lagi pula jalur sisi utara Jalan Kali Malang memang tinggal satu arah, kalau tidak dialihkan bisa padat sekali,” kata Nengah.
Skema sebaliknya pun diterapkan di titik pintu masuk (ramp on) tol Becakayu. Jalur tersebut masih akan dibuat satu arah. Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan pengembang pengerja proyek Tol Layang Becakayu, PT Waskita Karya (persero) untuk segera memperbaiki kontur jalan yang rusak akibat pengerjaan.
Hal ini, bertujuan agar jalur yang tersisa bisa berfungsi secara optimal. “Di sisi selatan memang masih banyak yang belum diperbaiki, maka kami minta agar secepatnya bisa diperbaiki supaya mereka bisa segera memperbaiki kontur jalan tersebut,” kata dia.
Meski demikian, Nengah pun berharap agar pembangunan jalan tol tersebut bisa cepat selesai. Sebab, dengan jarak sekitar 8,4 kilometer fungsi tol layang tersebut belum maksimal. Banyak warga Bekasi dan Jakarta berharap tol tersebut menjadi solusi kemacetan tol Jakarta-Cikampek.
“Kalau sekarang memang fungsinya masih seperti jalan layang biasa saja, kalau sudah sampai Tambun nanti baru bisa maksimal, namun tetap kita dukung, dengan penempatan personil dan rekayasa lalu lintas,” tutup dia. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved