Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi Usaha Kecil Menengah (LLP KUKM) memberikan pelatihan kepada sekitar 80 usaha kecil menengah (UKM) bidang fashion dan craft mengenai kurasi, sertifikasi produk dan pemasaran untuk memperkuat UKM dalam menghadapi pasar masyarakat ekonomi ASEAN (MEA).
Direktur Utama LLP KUKM Ahmad Zabadi, menyampaikan bahawa pasar MEA yang sudah berjalan saat ini harus direspon dengan memperkuat UKM baik dari sisi kualitas produk, sertifikasi maupun kemampuan dalam melakukan pemasaran.
"Di Galeri Indonesia WOW, kami sudah menyiapkan sarana-sarana yang mendukung UKM. Ada kurator yang memberikan masukan bagaimana supaya produk-produk UKM dapat lebih diterima pasar. Bahkan kami juga siapkan kantor atau ruang meeting untuk UKM kalau mau ketemu klien misalnya," ujar Ahmad Zabadi pada acara Temu Mitra Usaha LLP KUKM yang berlangung di Gedung SMESCO Jakarta, Selasa, 12 Januari 2016.
Para UKM itu berasal dari berbagai daerah seperti Madura, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI dan lain-lain tersebut. Produk-produk mereka sebagian sudah didisplai di GIW dan mereka secara aktif melakukan kegiatan promosi melalui pameran maupun pemasaran online. Praktisi yang hadir memberikan materi pelatihan yaitu Samuel Wattimena, perancang senior nasional, Antoni Tampubolon, Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi Ekspor Impor Indonesia (LSP EII), serta Parlind Hutagalung praktisi pemasaran.
Ahmad Zabadi menjelaskan, untuk sertifikasi produk, LLP KUKM telah bekerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Ekspor Impor Indonesia (LSP EII) sehingga UKM-UKM binaan didorong untuk memperoleh sertifikasi usahanya. "Dengan itu maka dapat membantu UKM yang ingin mengembangkan pasar ekspornya."
LLP KUKM, tambah Zabadi, secara rutin menghadirkan para praktisi, kurator dan professional untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada UKM khususnya dalam hal product development, pengembangan pasar, sertifikasi, serta HAKI (merek, paten, hak cipta). Hal itu sebagai wujud sinergi untuk membantu UKM agar dapat dan mampu bersaing di pasar domestik dan global.
Pusat fashion dunia Sementara itu Samuel Wattimena mengungkapkan bahwa Indonesia pantas dan mampu menjadi salah satu pusat fashion dan produk craft dunia asalkan para pihak yang terkait dapat lebih bersinergi dan secara konsisten melakukan penguatan promosi, pengembangan produk serta menggelar event-event fashion dan craft berskala internasional.
Saat ini, jelas dia, ada empat pusat fashion dunia yaitu Paris, Milan, New York, dan Tokyo. Ke empat kota pusat fashion tersebut memiliki kekuatan masing-masing dan Paris merupakan pusat fashion tertua, sedangkan Tokyo merupakan kota pusat fashion di Asia.
Menurut Samuel, modal utama Indonesia adalah pasar domestic 260 juta penduduk dan kekayaan budaya daerah yang telah melahirkan beragam produk fashion dan craft dan selama ini telah banyak dicontek oleh perancang-perancang dari negara lain.
"Masalahnya kita masih rendah diri, padahal produk-produk kita sudah banyak yang dicontek oleh luar negeri karena saking bagusnya produk Indonesia. Mari kita angkat saudara-saudara kita yang sudah menghasilkan berbagai produk seperti kain, batik, perhiasan, perlengkapan, tas, giwang, tusuk konde dan laian-lain yang begitu melimpah," urainya.(J3)