Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
AUTISM Spectrum Disorder (ASD) atau yang lebih sering disebut autisme merupakan gangguan perkembangan saraf yang memengaruhi perkembangan bahasa dan kemampuan seorang untuk berkomunikasi, berinteraksi, serta berperilaku.
"Autisme bukanlah penyakit, melainkan kondisi di mana otak bekerja dengan cara yang berbeda dari orang lain. Penyandang autisme dapat mengalami kesulitan memahami apa yang orang lain pikirkan dan rasakan. Hal ini membuat mereka sulit untuk mengekspresikan diri, baik dengan kata-kata atau melalui gerak tubuh, ekspresi wajah, dan sentuhan," kata Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Imran Pambudi, Sabtu (29/3).
Autisme disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Mutasi genetik tertentu, seperti pada gen SHANK3 atau MECP2 dapat meningkatkan risiko terjadinya autisme. Faktor lingkungan, seperti usia orang tua yang lebih tua saat anak lahir, paparan zat kimia berbahaya selama kehamilan, dan kelahiran prematur, juga berkontribusi.
Gejala Autisme
Semakin dini dideteksi dan didiagnosis dengan tepat maka dapat dilakukan intervensi lebih awal sehingga capaian potensi akan lebih optimal terutama terkait perkembangan bahasa, komunikasi, berinterkasi dan perilakunya.
"Meski autisme tidak sepenuhnya dapat dicegah, langkah-langkah seperti pemeriksaan prenatal rutin, gizi ibu hamil yang memadai, dan edukasi calon orang tua dapat membantu mengurangi risiko. Namun sekali lagi rendahnya literasi kesehatan sering kali menghambat penerapan langkah-langkah preventif ini," ujarnya.
Banyak orang tua yang tidak memahami pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin atau tidak mengetahui gejala awal autisme, sehingga kehilangan kesempatan untuk melakukan intervensi dini yang sangat penting. (H-4)
DIREKTUR Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Imran Pambudi mengatakan masyarakat Indonesia perlu meningkatkan literasi dalam penanganan anak dengan autisme.
DIREKTUR Kesehatan Jiwa Kemenkes Imran Pambudi mengatakan penanganan autisme harus berfokus pada intervensi dini, pendekatan individualisasi, hingga kolaborasi multidisiplin.
Beberapa orang dengan autisme mungkin dapat hidup mandiri, namun lainnya yang hidup dengan disabilitas berat mungkin memerlukan perawatan dan dukungan seumur hidup.
Dante menegaskan penanganan penyandang dengan spektrum autisme pada dasarnya menitikberatkan pada identifikasi hambatan sekaligus potensi yang dimiliki dengan melibatkan banyak ahli.
Pemerintah pusat/daerah, serta Kementerian/Lembaga (K/L) terkait harus melaksanakan tugas mereka untuk mengimplementasikan perintah UU agar memberikan angaran memadai bagi disabilitas.
Semakin dini autisme dideteksi, intervensi yang dilakukan dapat semakin maksimal sehingga mampu menekan gangguan dalam perkembangan anak.
GANGGUAN spektrum autis atau autisme adalah sebuah kondisi perkembangan perilaku anak yang memengaruhi kemampuan interaksi, komunikasi, dan sosialisasi anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved