Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
BUAH adalah sumber makanan yang sangat baik bagi tubuh. Buah dapat mulai diperkenalkan kepada anak-anak sejak mereka pertama kali belajar mengenal makanan.
Meskipun banyak orang tua menganggap jus buah sebagai pilihan yang sehat, penting untuk diingat bahwa jus buah bukanlah pengganti yang baik untuk buah-buahan segar.
Jus buah seringkali mengandung gula dan kalori tambahan yang tinggi. Dr. Andrew Cyr, MD, dari UnityPoint Health, menjelaskan bahwa sebagian besar manfaat dari mengkonsumsi buah utuh berasal dari kandungan seratnya.
Serat ini tidak hanya berperan dalam meningkatkan kesehatan usus, namun proses pembuatan jus biasanya menghilangkan serat, sehingga yang tersisa hanyalah gula.
Produk jus yang beredar di pasaran memang banyak yang menargetkan untuk bayi dan balita, dilengkapi dengan label yang menarik, seperti klaim vitamin dan mineral tambahan, terbuat dari buah dan sayuran asli, 100% jus, atau tanpa tambahan gula.
Meski label tersebut terdengar menjanjikan, penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa produk-produk berlabel 100% jus atau tanpa tambahan gula, seringkali mengandung kadar gula alami yang setara dengan satu kaleng soda. Akibatnya, produk jus semacam ini tidak memberikan manfaat nutrisi yang signifikan bagi bayi dan balita.
American Academy of Pediatrics (AAP) tidak merekomendasikan pemberian jus buah dan sayuran kepada bayi atau anak di bawah usia 1 tahun. Jus buah tidak memberikan manfaat nutrisi yang signifikan bagi kelompok usia ini. Selain itu, memberikan jus kepada bayi dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi dan membuat mereka lebih menyukai rasa manis dibandingkan air biasa.
Anda dapat mulai memberikan jus buah dan sayuran kepada anak setelah mereka berusia 1 tahun. Namun, seberapa banyak jus yang boleh dikonsumsi? AAP merekomendasikan:
• Anak usia 1–3 tahun: maksimal 120 mL atau sekitar setengah cangkir per hari.
• Anak usia 4–6 tahun: maksimal 120–180 mL atau setengah hingga tiga perempat cangkir per hari.
• Anak usia 7–18 tahun: maksimal 240 mL atau sekitar 1 cangkir per hari.
Mengenalkan anak pada buah dan sayuran sejak dini adalah cara yang baik untuk membiasakan mereka dengan pola makan yang sehat. Namun, penting untuk diingat bahwa pemberian jus kepada anak di bawah usia satu tahun tidak dianjurkan. Sebagai alternatif, fokuslah pada penyediaan buah utuh dan sayuran segar untuk mendukung kesehatan dan perkembangan anak.
Selain itu, melibatkan anak dalam proses memilih dan menyiapkan makanan dapat meningkatkan minat mereka terhadap makanan sehat dan membantu mereka mengembangkan kebiasaan makan yang baik seumur hidup.
Sumber:
Mitos seputar pemberian MPASI itu mulai dari pemberian madu untuk anak yang baru lahir, hingga larangan pemberian MPASI bertekstur hingga anak tumbuh gigi.
Studi terbaru ungkap lebih dari 17 juta bayi lahir dari fertilisasi in vitro (IVF) sejak 1978.
Susu formula harus diberikan kepada bayi yang mengalami kelainan metabolisme bawaan atau kelainan genetik yang menyebabkan dirinya tidak bisa mencerna ASI.
Penyakit Respiratory Syncytial Virus (RSV) kini menjadi perhatian utama dunia kesehatan. Walau sering dianggap sebagai flu biasa, RSV menyimpan potensi bahaya serius.
Lonjakan kasus Respiratory Syncytial Virus (RSV) memicu kekhawatiran di kalangan medis, khususnya karena virus ini menyerang kelompok paling rentan: bayi dan lansia.
Bingung puting bisa berpotensi menyebabkan masalah termasuk salah satunya menurunkan produksi ASI yang padahal masih dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang bayi usia 0-6 bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved