Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DARI berbagai lapotran, kanker payudara masih termasuk kanker dengan jumlah penderita tertinggi di dunia. Begitu banyaknya kasus kanker payudara, berbagai mitos juga bermunculan mengenai penyakit ini.
Mitos dan disinformasi tersebut harus diwaspadai karena bukan saja bisa menghambat penyembuhan, sebaliknya pula bisa mengurangi atau menyebabkan kehati-hatian yang salah. Dokter Bedah Kanker dr. Reza Musmarliansyah, Sp.B (K) Onk, FICRS membagikan beberapa mitos terkait kanker payudara, seperti dilansir dari situs RS EMC.
Baca juga : Perempuan Berusia di Bawah 40 Tahun Dipastikan Boleh Lakukan Mammografi
1. Hanya dari riwayat keluarga yang berisiko.
Hal tersebut merupakan mitos. Sebab, faktanya meski riwayat keluarga dapat meningkatkan risiko, sebagian besar perempuan yang didiagnosis dengan kanker payudara tidak memiliki riwayat keluarga penyakit kanker payudara.
Baca juga : Cegah Kanker Payudara, Mammografi Harus Dimulai pada Usia 40 tahun
2. Bra kawat menyebabkan kanker.
Ini juga mitos, karena faktanya tidak ada bukti ilmiah yang mendukung hal tersebut. Dr Reza menyampaikan bahwa National Cancer Institute dan American Cancer Society telah membantah klaim tersebut. Sebab, penelitian ekstensif tidak menemukan hubungan antara bra berkawat dan risiko kanker payudara.
Baca juga : Pilih USG Payudara Atau Mammografi? Ini Penjelasan Dokter
3. Kanker payudara selalu muncul dalam bentuk benjolan.
Ini juga merupakan mitos. Faktanya, tidak semua kanker payudara muncul sebagai benjolan. Tanda-tanda lain ialah perubahan pada kulit payudara, nyeri yang tidak hilang, perubahan pada puting, hingga keluarnya cairan yang tidak biasa.
Baca juga : Kanker Payudara termasuk Tertinggi, Ini Cara Deteksi Dini
4. Mammografi menyebabkan kanker menyebar.
Pernyataan tersebut juga mitos karena mammografi merupakan sebuah alat penting dalam deteksi dini dan tidak menyebabkan kanker menyebar. Dr Reza menjelaskan bahwa prosedur ini menggunakan dosis radiasi yang sangat rendah dan manfaatnya jauh lebih besar daripada risikonya.
5. Hanya terjadi pada perempuan lanjut usia.
Dr Reza juga menuturkan bahwa hal ini merupakan mitos. Faktanya, meskipun risiko meningkat dengan usia, kanker payudara dapat terjadi pada perempuan dengan usia yang lebih muda. (M-1)
Dengan 141 kasus pada 2022, kanker payudara jadi kanker paling banyak ditemukan di antara perempuan di Timor-Leste.
"Pada saat usia muda, kelenjar air susu atau payudara lebih banyak dibandingkan lemak sehingga USG (payudara) lebih valid hasilnya dibandingkan mammografi."
Semua wanita harus mendapatkan skrining mammografi untuk kanker payudara mulai dari usia 40 tahun, bukan 50 untuk deteksi dini
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) berupaya memenuhi alat penunjang di rumah sakit-rumah sakit daerah.
Mammografi merupakan pemeriksaan radiologi yang ditujukan untuk melihat ada atau tidaknya kelainan yang mengarah pada kanker di area payudara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved