Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
RASA kaget, sedih, bahkan marah pasti menjadi ekspresi kita kala mengetahui anak sendiri lah yang menjadi pelaku perundungan. Akan tetapi, satu hal penting yang harus diingat, pada dasarnya pelaku bertindak demikian lantaran sejumlah alasan.
Anak-anak yang melakukan perundungan kebanyakan hanya ingin menyesuaikan diri, membutuhkan perhatian hingga mencari tahu bagaimana menghadapi emosi yang rumit. Dalam beberapa kasus, pelaku perundungan adalah korban atau saksi kekerasan di rumah atau di lingkungan. Berikut beberapa langkah yang harus dilakukan untuk membantu anak berhenti melakukan perundungan, seperti dilansir dari situs Unicef Indonesia;
Memahami mengapa sang anak melakukan perundungan akan membantu orangtua menghentikan hal tersebut. Apakah mereka merasa tidak aman di sekolah? Apakah mereka berkelahi dengan teman atau saudara?
Baca juga : Kenali 4 Tanda Anak Berpotensi Menjadi Pelaku Perundungan
Apabila anak kesulitan menjelaskan perilaku mereka, orangtua dapat mengambil langkah untuk berkonsultasi dengan tenaga profesional kesehatan mental.
Orangtua dan anak dapat bertukar pikiran bersama tentang kemungkinan yang akan terjadi kepada korban perundungan. Dorong anak untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dengan membayangkan pengalaman orang yang dirundung.
Anak-anak yang melakukan perundungan seringkali meniru apa yang mereka lihat di rumah. Apakah mereka sering menyaksikan perilaku berbahaya secara fisik atau emosional dari orangtua, keluarga atau pengasuhnya? Berkacalah pada diri sendiri sebagai orangtua dan pikirkan bagaimana kamu memperlakukan anak.
Apabila kamu mengetahui bahwa anak telah melakukan perundungan, penting untuk memberikan konsekuensi yang tepat dan tanpa kekerasan.
Misalnya, bisa dengan membatasi aktivitas mereka, terutama kegiatan yang mendorong perundungan (berkumpul bersama teman geng, waktu bermain media sosial atau online). Dorong anak kamu untuk meminta maaf kepada teman-temannya dan mencari cara agar mereka lebih positif di masa depan.(M-3)
Selain dukungan dalam bentuk kebijakan, efektivitas sistem perlindungan perempuan dan anak sangat membutuhkan political will dari para pemangku kepentingan.
Anak-anak yang belum bisa berkomunikasi dengan baik perlu selalu didampingi saat bermain sendiri maupun bersama teman-temannya.
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Ringgo Agus Rahman mengaku belum ada hal yang dapat ia banggakan pada anak-anaknya untuk ditinggalkan.
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved