Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Bunda, Yuk Mengenal Penyakit Talasemia dan Cara Mencegahnya

Indrastuti
13/8/2024 06:10
Bunda, Yuk Mengenal Penyakit Talasemia dan Cara Mencegahnya
Tiga anak penyintas Thalassemia meramaikan sosialisasi dan edukasi Thalassemia di arena hari bebas kendaraan, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Minggu (19/5/2024)(ANTARA/Harviyan Perdana Putra)

INDONESIA termasuk salah satu negara dengan angka kejadian talassemia yang tinggi. Tercatat, Indonesia berada dalam sabuk talasemia dunia dengan angka sifat genetik 3-8%.

Ini artinya, sebanyak 8-22 juta penduduk Indonesia membawa sifat genetik talasemia dan berpotensi menurunkannya kepada anak-anak mereka.
Karena itu, masyarakat didorong melek talasemia dan melakukan skrining talasemia agar bisa mendapatkan informasi terkait ada atau tidaknya sifat genetik talasemia pada seseorang.

“Talasemia merupakan kelainan darah bawaan yang menyebabkan tubuh tidak dapat memproduksi hemoglobin dengan baik. Hemoglobin bertugas mengikat oksigen agar bisa dibawa ke seluruh tubuh oleh sel darah merah," kata dr Meriana Virtin, dokter umum serta Project Manager Officer Laboratorium Medis Cordlife Persada.

Baca juga : Pewarisan Sifat Makhluk: Materi Genetik serta Struktur DNA dan RNA

Meriana menjelaskan salah satu gejala utama yang dialami pasien dengan talasemia adalah anemia yakni kondisi kadar hemoglobin di dalam tubuh lebih rendah daripada normal.

"Pasien dengan talasemia berat harus menjalani transfusi darah secara berkala untuk tetap menjaga kadar hemoglobin di dalam tubuhnya agar tetap dalam batas normal,” kata dia.

Ia menerangkan talasemia adalah kondisi yang diturunkan ketika kedua orang tua merupakan pembawa sifat genetik talasemia. Seringkali, kedua orang tua yang merupakan pembawa sifat genetik baru mengetahui bahwa dirinya membawa kelainan genetik talasemia setelah memiliki anak dengan talasemia.

Baca juga : Perawatan Pascatransplantasi Maksimalkan Hasil Tanam Rambut

Penyakit ini bisa mendapatkan penanganan cepat melalui deteksi dini dan memeriksa riwayat penyakit keluarga yang anemia atau pasien talasemia.

“Tanda dan gejala talasemia di antaranya lemas, mudah lelah, kulit pucat atau kekuningan, kelainan bentuk tulang wajah, pertumbuhan yang lambat, pembengkakan pada perut dan urine berwarna gelap," urainya. Jika dibiarkan dalam waktu lama, bisa terjadi komplikasi seperti penumpukan zat besi di dalam tubuh akibat transfusi yang sering dilakukan.

Dalam perjalanan penyakitnya, pasien dengan talasemia dapat mengalami kelainan bentuk tulang, pembesaran limpa, gangguan pertumbuhan, dan masalah jantung. Ini akan sangat menurunkan kualitas hidup seorang anak.

Baca juga : Ratusan Warga Ikuti Donor Darah Hari Jadi Ke-220 Klaten

Itu sebabnya, sangat penting untuk meningkatkan kesadaran terhadap talasemia. Apalagi, Indonesia merupakan negara yang berada di sabuk talasemia, sebutan bagi negara-negara dengan jumlah orang pembawa gen talasemia yang tinggi.

"Di sinilah pentingnya pemeriksaan skrining untuk mengetahui apakah seseorang merupakan pembawa sifat genetik talasemia atau tidak. Idealnya, pemeriksaan dilakukan semua orang sebelum mereka memutuskan menikah dan memiliki anak. Sudah selayaknya semua orang di Indonesia mengetahui status talasemia sendiri,” tutur Meriana.

Terkait itu, PT Cordlife Persada menghadirkan laboratorium medis patologi klinik yang melakukan banyak skrining dan check-up termasuk skrining talasemia secara lengkap.

"Di antaranya mencakup pemeriksaan analisa Hb dan gambaran darah tepi sehingga skrining talasemia lengkap dapat dilakukan dalam satu kali pemeriksaan,” jelas Farid Sastra Nagara, Manajer Laboratorium Cordlife. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya