Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MEMBERIKAN hadiah atau hampers jelang Idul Fitri sudah menjadi 'tradisi'. Di media sosial (medsos) sudah ramai postingan saling memberi dan membalas hampers, sebagai bentuk persahatan dan terima kasih.
Apakah Jel's juga melakukan tradisi ini?
Beberapa tahun terakhir, pemberian hampes kerap dilakukan. Bila sebelumnya pemberian bingkisan ini dilakukan dalam bentuk antar bisnis, kini dilakukan perorangan.
Baca juga : Loka Supermarket Berkolobirasi denganHuman Initiative Berbagi Kebahagiaan di Bulan Penuh Berkah
Terutama, generasi milenial dan Z yang melabeli diri mereka dengan love language “gifts”. Di mana menjadi sebuah keharusan dalam circle pertemanan mereka.
Lalu bagaimana tanggapan menurut Jel’s tentang fenomena ini?
Nadya Guthiana, salah satu anak milenials yang mengikuti tren ini, mengaku beberapa tahun ini melakukan tren tukar hampers saat lebaran dan natal. Pecinta kucing ini sudah memiliki daftar orang yang biasa membantunya dalam keseharian. Ia mengaku tidak segan membalas kebaikan para rekannya dengan hampers makanan.
Baca juga : Sebentuk Nostalgia dalam Hampers
“Kalau aku pribadi, lebih dalam bentuk makanan yang bisa dinikmati buat bareng-bareng sekeluarga” ujar Nadya.
Fenomena tren hampers, lanjut Nadya, dinilai sebagai hal positif dan mengeratkan silarurahmi. Perasaan kita “berharga” dan diberi perhatian lebih menjadi poin unggul bagi Nadya mengikuti tradisi ini. Namun Nadya mengaku harus ada anggaran tambahan untuk menyiapkan hampers, terutama bila daftarnya bertambah.
“Tapi kan namanya hari raya ya setahun sekali, jadi gapapa biar sama sama happy," ujar karyawan swasta ini.
Baca juga : Bisnis Hampers Choux Kekinian yang Berawal dari Hobi di Dapur
Perhatian dan Kasih Sayang
Praktisi Psikologi Laksmira Ratna Kumala menjelaskan pemberian hampers merupakan sebuah bentuk ungkapan perhatian atau kasih sayang yang tidak sering diberikan. Selain sebagai bentuk pernyataan aku menghargaimu, aku peduli, aku berterimakasih, dan apesiasi yang lainnya.
Sayangnya, tren hampers, kata Laksmira, juga berpotensi menjadi tren eksistensi dan flexing.
Baca juga : Hindari Gratifikasi, KPK Larang Pejabat Negara Terima Bingkisan Lebaran
“Sangat disayangkan jika di sisi lain, tren hampers ini menjadi 'beban' sosial ekonomi seperti duh masak sih kita ga kasih hampers? Masak sih kita ga kasih balasan? Padahal budget ga cukup” ujar psikolog yang bergelut di dunia graflogi ini.
“Tidak semua harus dibagikan dan di posting nanti malah menjadi oversharing dan kesan tulusnya menjadi hilang” ujar perempuan yang memiliki hobi membaca dan street photography itu.
Laksmira manyampaikan “bagaimanapun menggapai secara personal itu jauh lebih berarti dibandingkan posting langsung di sosial media apalagi dilakukan tanpa izin”.
Baca juga : Kementerian Agama, Baznas dan Lembaga Amil Zakat Pecahkan Rekor MURI, Salurkan 1,5 Juta Sembako
Laksmira juga menambahkan jika dalam kondisi tidak dapat menyanggupi membalas pemberian hampers, cukup mengucapkan terimakasih. Gesture apresiasi sekecil apapun dengan tulus lebih berarti, dibandingkan hampers mewah.
Peningkatan penjualan
Tren ini ternyata membawa berkah bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menegah (UMKM). Berbagai ide kreatif baik isi maupun pengemasan ditonjolkan UMKM.
Baca juga : BRI Gandeng PWI Surakarta Salurkan Paket Lebaran Bagi Insan Pers
Packaging cantik sesuai tema hari raya menjadi andalan. Seperti yang dilakukan Syuraih Migunani yang menjual makanan. Setelah melakukan riset, Ia memilih menggunakan kemasan berbentuk dimsum untuk penjualan makanannya.
Kebanjiran pesanan juga dirasakan Adinda Finalty. Adinda tidak hanya mempertimbangkan kemasan yang menarik, tapi juga budget produksi dan penjualan.
“Biasanya yang order kebanyakan teman-teman terdekat, namun musim lebaran begini, mulai berdatangan customer baru yang dm di instragram” ujar perempuan yang disapa Dinda ini.
Tren pemberian hampers menarik kan Jel's. Hampers bisa menjadi ungkapan sayang dan apresiasi yang membekas bila diberikan dengan tulus, tapi jangan menjadi beban bagi pemberinya ya.(Z-3)
KPK menjelaskan definisi gratifikasi terpenuhi jika bingkisan tersebut diberikan karena jabatan yang melekat pada ASN amupun penyelenggara negara tersebut.
Program Loka Berbagi Bingkisan ini merupakan salah satu wujud nyata komitmen Loka Supermarket dan MahaDasha dalam menjalankan misi Grup Perusahaan
KPK melarang pejabat negara menerima bingkisan Lebaran atau Idul Fitri, Penerimaan bingkisan Lebaran tersebut dapat dikategorikan sebagai bentuk gratifikasi.
Festival Ramadhan tahun ini bukan hanya tentang pembagian bingkisan semata, tetapi juga tentang semangat kolaborasi yang memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
BRI mengusung tagline Berbagi Bahagia Bersama BRI Group melaksanakan program CSR dengan membagikan paket lebaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved