Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Nikah di Bawah Umur Marak di Pengungsian

Lina Herlina
24/7/2019 07:20
Nikah di Bawah Umur Marak di Pengungsian
Hari Anak Nasional yang jatuh hari ini, (23/7), menjadi momentum menghentikan pernikahan usia anak.(MI/Yose Hendra)

KASUS pernikahan anak usia di bawah umur ternyata masih berlangsung di berbagai wilayah Tanah Air. Yang memprihatinkan, sejumlah kasus berlangsung di wilayah-wilayah pengungsian yang banyak terdapat warga penyintas bencana. Salah satunya terjadi di Kabupaten Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Sigi, Sitti Sudarmi, mengungkapkan, menurut data DP3A, ada 14 kasus pernikahan anak di bawah umur yang terjadi di lokasi pengungsian di Kota Palu serta Kabupaten Sigi dan Donggala pascabencana gempa, tsunami, dan likuefaksi pada 28 September 2018.  

Ketua Yasasan Kelompok Perjuangan Kesetaraan Perempuan Sulawesi Tengah, Soraya Sultan, menyatakan kehidupan penyintas di kamp pengungsian memang berisiko terhadap perempuan dan anak. Selain perkawinan di bawah umur, juga marak kasus keke-rasan terhadap perempuan dan anak.

Menurut Soraya, sejak akhir 2018 hingga Juli 2019 terdapat 34 kasus yang dilaporkan.

Ironisnya, berbagai kasus tersebut masih berlangsung saat puncak Hari Anak Nasional (HAN) 2019 digelar. Oleh karena itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise meminta semua pihak meningkatkan kepedulian terhadap anak-anak.

"Memunculkan kepedulian semua pihak untuk mewujudkan lingkungan berkualitas bagi anak. Arti penting peningkatan kualitas anak melalui pola pengasuhan berkualitas," kata Menteri Yohana saat peringatan HAN 2019 di Makassar, Senin (22/7) malam.

Yohana menambahkan, pemerintah bertanggung jawab dalam mempersiapkan kualitas anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Anak harus berkembang optimal, merasakan lingkungan aman, nyaman, dan bahagia.

Pemerhati anak, Seto Mulyadi, menilai pemerintah belum maksimal melindungi anak-anak. "Upaya perlindungan belum berkesinambungan." (MT/LN/Sru/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik