Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PRESIDEN Turki, Recep Tayyip Erdogan mendesak Amerika Serikat dan Inggris menarik larangan membawa laptop dan tablet di kabin penumpang dari bandara negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara, termasuk Istanbul.
"Saya berharap AS dan Inggris mengkaji ulang (larangan) ini dan menariknya sesegera mungkin," kata Erdogan dalam wawancara televisi.
Erdogan mengatakan telah membicarakan larangan itu dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May.
Adapun, Menteri Luar Negeri Turki Huseyin Muftuoglu mengangkat permasalahan tersebut dalam kunjungannya ke AS baru-baru ini.
Muftuoglu menyesalkan larangan itu dikeluarkan tanpa lebih dahulu berkonsultasi dengan Turki.
Washington mengeluarkan larangan membawa perangkat elektronik lebih besar daripada ponsel dalam rute langsung penerbangan AS dari 10 bandara di tujuh negara Timur Tengah dan Turki.
Inggris yang mengikuti larangan itu memberlakukannya bagi lima negara dari Timur Tengah, Afrika utara, dan Turki.
Pelarangan laptop dan perangkat sejenisnya di kabin secara teori akan mengurangi risiko digunakannya perangkat tersebut untuk menyembunyikan bom karena mesin pemindai koper biasanya lebih canggih.
Larangan AS berdampak pada 50 penerbangan per hari dari sembilan maskapai, Royal Jordanian, Egypt Air, Turkish Airlines, Saudia, Kuwait Airways, Royal Air Maroc, Qatar Airways, Emirates, dan Etihad Airways.
Larangan Inggris berdampak pada 14 maskapai, British Airways, EasyJet, Jet2.com, Monarch, Thomas Cook, Thomson, Turkish Airlines, Pegasus Airways, Atlas-Global Airlines, Middle East Airlines, Egyptair, Royal Jordanian, Tunis Air, dan Saudia.
Pelarangan membawa perangkat elektronik tersebut dengan salah satunya dari bandara Istanbul diperkirakan menambah memperburuk hubungan Erdogan dengan negara-negara Eropa dan AS.
Sebelumnya, hubungan Erdogan dengan mereka memburuk setelah beberapa negara Eropa menggagalkan kampanye Turki terkait referendum perluasan kekuasaannya bulan depan.
Ankara mengatakan pelarangan itu mengingatkan pada Nazi Jerman dan juga menimbulkan kekhawatiran terhadap kebangkitan rasisme dan Islamofobia.
Erdogan menuduh Kanselir Jerman Angela Merkel telah melakukan tindakan-tindakan Nazi.
Dia mengatakan menolak untuk mencabut pernyataan itu selama mereka menyebutnya sebagai diktator.
Jerman menyebut pernyataan Erdogan itu tidak bisa diterima. (AFP/AP/Ire/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved