KELOMPOK ekstremis Boko Haram melakukan pembantaian di tiga desa, yakni Warwara, Mangari, dan Bura-Shika, di Negara Bagian Borno, wilayah utara Nigeria, Sabtu (12/12) lalu. Sebanyak 30 orang tewas dan 20 lainnya luka-luka dalam penyerangan tersebut. "Warwara menjadi lokasi terparah. Sebanyak 20 orang tewas di sana," ujar Musa Sulaeman, warga sipil yang membantu pasukan militer Nigeria dalam memerangi Boko Haram. Di Bura-Shika, lanjut Sulaeman, Boko Haram membunuh enam orang. "Serta empat lainnya di Mangari," tambah dia.
Warga lain yang termasuk pasukan sipil pembantu militer dalam menumpas Boko Haram, Mustapha Karimbe, mengatakan sebagian besar korban yang tewas mengalami luka bacokan parang. Tidak hanya membunuh para penduduk, Boko Haram juga membakar tempat tinggal mereka. Kelompok ekstremis itu pun memutus jaringan telekomunikasi di wilayah tersebut sehingga informasi terkait dengan pembantaian amat lambat diketahui, padahal insiden sudah terjadi akhir pekan lalu. Para penduduk yang selamat telah mengungsi ke Biu, desa lain yang berjarak sekitar 30 kilometer dari permukiman mereka.
Sebelum itu, masih di Negara Bagian Borno, pada Kamis (10/12), Boko Haram juga melakukan pembantaian yang menewaskan 14 orang di Desa Kamuya. Beberapa pihak meyakini serangkaian aksi terakhir yang dilakukan Boko Haram itu merupakan respons atas langkah pemerintah yang mengerahkan serangan terhadap kelompok radikal tersebut. Lebih dari 1.530 orang tewas sejak Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengambil alih pemerintahan pada Mei lalu. Sebanyak 17 ribu orang kehilangan nyawa sejak konflik di kawasan muncul pada 2009.
Korban lebih banyak Jika dibandingkan dengan kelompok milisi Islamic State di Timur Tengah, Boko Haram yang berarti 'pendidikan Barat dilarang' telah merenggut lebih banyak nyawa. Menurut laporan yang dikeluarkan Institute for Economic and Peace (IEP), Boko Haram telah membunuh 6.644 orang di seluruh dunia, sedangkan IS mengklaim telah menewaskan 6.037 orang. Boko Haram yang memulai operasi di Nigeria juga telah memperluas serangan ke beberapa negara tetangga termasuk Niger, Chad, dan Kamerun.
Untuk menanggapi adanya ancaman itu, pemerintah Kamerun meminta lebih banyak warganya untuk bergabung dengan militer guna menggencarkan aksi melawan kelompok ekstremis yang kerap membunuh warga dan membakar desa itu. Gubernur Far North Region di Kamerun, Midjiyawa Bakari, menyatakan pemerintah setempat telah menyiapkan dana untuk terus mendukung kelompok pertahanan diri yang diusulkan pemerintah pusat.
Mamoudou Aji, pemimpin komunitas di Amchide, Kamerun, sekaligus perekrut para pasukan sipil pembantu militer, mengatakan dalam beberapa waktu terakhir, gerakan pertahanan diri itu telah memberikan hasil nyata dalam menumpas Boko Haram. Pasukan sipil itu dinilai berhasil menggagalkan beberapa serangan termasuk mencegah dua perempuan remaja yang akan melakukan aksi bom bunuh diri.