Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Konsep Internet Tiongkok Dikecam

AFP/Hym/I-2
17/12/2015 00:00
Konsep Internet Tiongkok Dikecam
(AP/Ng Han Guan)
PRESIDEN Tiongkok Xi Jinping, kemarin, dalam Konferensi Internet Dunia (WIC), mengatakan bahwa setiap bangsa harus memiliki otoritas independen atas kebijakan internet masing-masing secara mandiri.

Ia menegaskan asas 'kebebasan dan ketertiban' diperlukan di lingkup dunia maya.

Para pihak pengampanye hak asasi dan kebebasan informasi mengecam Konferensi Internet Dunia itu sebagai bagian dari upaya Beijing menjual gagasan tentang 'kedaulatan internet'.

Mereka menganggap konsep itu bertentangan dengan visi jaringan sebagai sebuah sumber global yang terbuka.

"Kita harus menghormati hak-hak setiap negara untuk mengatur dan menguasai dunia maya mereka sendiri," ungkap Xi dalam pidatonya saat membuka forum kedua WIC.

"Tidak ada negara yang patut mengejar hegemoni dunia maya atau campur tangan dalam urusan internal negara lain," tambahnya.

Konferensi serupa tahun lalu disambut dengan cemoohan para aktivis yang mempertanyakan motif 'Negeri Tirai Bambu' menyelenggarakan ajang tersebut.

Cemoohan dan kritik mencuat karena di lingkup integritas dunia maya, pemerintah komunis Tiongkok kerap menyensor konten daring yang dianggap sensitif secara politis.

Negara itu juga tidak segan memblokir beberapa situs Barat dan perusahaan jasa internet raksasa termasuk Facebook, Twitter, dan Google.

Kebijakan Beijing itu dipandang kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) sebagai upaya Beijing mengekang kebebasan berekspresi dan menindak perbedaan politik.

Amnesty International telah mengutuk langkah 'Negeri Panda' yang menggunakan undang-undang dengan interpretasi 'abu-abu' untuk menindak individu yang berekspresi tidak segaris dengan ideologi pemerintah Partai Komunis.

Sejauh ini, pemerintah di Beijing telah menangkap dan memenjarakan ratusan orang yang mengampanyekan kebebesan berekpresi dan mengritik kebijakan penyensoran.

Dua hari sebelum Xi berpidato di WIC, Pu Zhiqiang, salah satu pengacara HAM paling terkenal Tiongkok, diadili atas tujuh tulisannya di situs mikroblog yang mengkritik Partai Komunis sebagai partai yang berkuasa.

Ia berpotensi mendekam di balik jeruji besi selama delapan tahun.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya