AKIBAT badai Melor yang melanda Filipina Tengah, Senin (14/12), aliran listrik di tujuh provinsi di Filipina terputus. Aliran listrik itu terputus akibat hujan deras dan angin kencang yang menumbangkan pepohonan. Hal itu dikatakan Dewan Manajemen dan Pengurangan Dampak Bencana Nasional Filipina (NDRRMC). "Tidak ada banjir, tidak ada korban jiwa. Yang kami minta ialah pemulihan listrik secepatnya," kata Gubernur Albay Joey Salceda. Ia menambahkan aktivitas 1,2 juta orang di seluruh provinsi itu terhambat akibat pemadaman listrik tersebut.
Lentera dan hiasan Natal yang terpajang di jalanan Kota Legazpi berserakan akibat angin kencang. Natal menjadi hari raya utama warga Filipina, tempat dari seratus juta warga, 80% populasi beragama Katolik. Untuk merayakan itu, lampu beragam warna telah dipersiapkan di beberapa kota. "Ini akan menjadi Natal yang menyedihkan dan suram karena tidak ada listrik. Namun, yang terpenting orang-orang di sekitar saya masih hidup," kata Noemi Pesigan, 54, warga.
Aliran listrik di permukiman Sorsogon yang berada di Kota Bulan juga terputus. Kendati demikian, otoritas belum bisa memastikan apakah listrik akan menyala pada malam Natal nanti. Pemulihan aliran listrik, kata juru bicara NDRRMC Mina Marasigan, akan bergantung pada seberapa parah kerusakan yang terjadi serta seberapa banyak jalan yang sudah dibersihkan sebelum tim bisa memasang tiang listrik dan kabel baru. "Target kami ialah untuk memulihkan listrik di Hari Natal. Namun, masih akan bergantung pada banyak faktor," kata Marasigan.
Setidaknya empat orang tewas dalam bencana badai kali ini. Petugas penanggulangan bencana kota Jonathan Baldo mengatakan tiga orang tewas akibat banjir di Provinsi Samar Utara. "Sementara itu, satu korban tewas akibat terhantam puing-puing," kata Mina Marasigan. Badai Melor menerpa kawasan di Semenanjung Bicol sebelum menghantam Pulau Romblon, Selasa (15/12) pagi. Ada sekitar 5,4 juta jiwa yang tinggal di Semenanjung Bicol.
Saat ini, pihak berwenang tengah memeriksa kerusakan yang disebabkan badai Melor. Marasigan mengatakan pihak NDRRMC tengah bersiap jika badai serupa menghantam Mindanao Timur, pulau utama di selatan Filipina Pada Selasa pagi, kecepatan angin terpantau menurun menjadi 170 kilometer per jam dari 185 kilometer per jam pada Senin (14/12). Peramal cuaca negara Aldczar Aurelio memprediksi badai akan berkurang karena angin akan menuju Pulau Mindoro dan Laut China Selatan. Kondisi cuaca yang buruk menyebabkan pembatalan 16 penerbangan domestik setelah sebelumnya 56 penerbangan dibatalkan pada Senin (14/12).