Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Moon Jae-in Berpeluang Gantikan Park

Haufan Hasyim Salengke
12/3/2017 06:30
Moon Jae-in Berpeluang Gantikan Park
(Moon Jae-in---AP/Ahn Young-joon)

SOROTAN tertuju pada Istana Kepresidenan Korea Selatan (Korsel) atau Blue House, kemarin. Pascapemakzulan yang diputuskan Mahkamah Konstitusi pada Jumat (10/3), mantan Presiden Park Geun-hye belum bereaksi dan memberi pernyataan.

Laporan media setempat mengatakan Park menonton televisi sendirian di ruang pribadinya di Istana Kepresidenan, Jumat (10/3).

Park menonton siaran pengadilan tertinggi negara tersebut yang mengumumkan tentang pemecatan dirinya yang disiarkan stasiun televisi secara langsung.

"Salah seorang kepercayaan Park langsung menelepon para ajudannya untuk mengonfirmasi putusan (pengadilan)," tulis surat kabar, Chosun Ilbo.

Seorang pembantunya mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa Park yang diusung Partai Saenuri tersebut tidak memiliki rencana untuk mengeluarkan pernyataan soal putusan pengadilan atau rencana masa depannya.

"Presiden tampaknya tertegun atas putusan itu. Dia tampak sedih," ujar seorang pembantu Park yang tak mau memberikan identitasnya. "Dia ingin menyendiri untuk sementara," tambahnya.

Polisi mengatakan lebih dari 200 petugas dikerahkan di sekitar kawasan rumah pribadi Park. Sebelumnya, putusan Mahkamah Konstitusi memperkuat putusan parlemen yang langsung melucuti semua kekuasaan dan hak istimewa yang melekat pada Park, kecuali hak keamanan dirinya. Putusan itu juga menghapus kekebalan presiden dari dakwaan kriminal.

Mahkamah Konstitusi menyatakan Park terbukti melanggar hukum dengan membiarkan karib dan orang kepercayaannya, Choi Soon-sil. Choi telah mencampuri urusan negara dan melanggar peraturan tentang aktivitas pegawai negeri.

Park dinyatakan sebagai terdakwa kasus suap karena dituduh terlibat terkait pengumpulan dana untuk yayasan yang dipimpin Choi. Pemakzulan Park juga menimbulkan bentrokan antara kelompok pendukung dan anti-Park. Dua orang dilaporkan tewas. Kelompok anti-Park mendesak agar Park segera ditahan.

Moon berpeluang

Setelah pemakzulan Park sebagai presiden 'Negeri Ginseng', politikus Partai Demokrat, Moon Jae-in, diunggulkan untuk mengisi kekosongan. Moon, 64, merupakan mantan tentara pasukan khusus, aktivis prodemokrasi, dan pengacara hak asasi manusia.

Ironisnya, Moon pernah menjabat kepala staf presiden berhaluan kiri saat Korsel dipimpin Presiden Roh Moo-Hyun, yang bunuh diri pada 2009 setelah diperiksa atas tuduhan korupsi. Sebelumnya Moon ialah kandidat yang dikalahkan Park dalam Pemilu 2012. Meski demikian, jajak pendapat me-nempatkan Moon sebagai tokoh yang paling berpeluang menggantikan Park.

Pasalnya, hasil survei Realmeter pekan ini mengungkapkan Moon mendapat dukungan 36,1%. Saingan terdekatnya, tokoh independen, Hwang Kyo-ahn, yang kini menjabat presiden Korsel sementara hanya mendapat 14,2%.

"Dia (Moon) ialah juara liberal dengan peluang bagus untuk memenangi pemilihan presiden berikutnya," ujar Park Kie-duck, mantan pemimpin Sejong Institute. Namun, pakar tersebut memperingatkan, "Dia (Moon) tidak memiliki kecerdasan politik. Dia terlalu lembek untuk mengatasi permainan kotor dalam riil politik." Menurut para kritikus konservatif, Moon juga terlalu lembek terhadap musuh Korsel, Korea Utara. (AFP/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya