Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Gedung Putih Minta Trump Didiskualifikasi

Andhika Prasetyo
10/12/2015 00:00
Gedung Putih Minta Trump Didiskualifikasi
(AP)
PIDATO kandidat calon presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, 69, yang menyerukan agar warga muslim dilarang masuk ke AS berbuntut panjang. "Yang dikatakannya ialah racun dan amat menjijikkan," ujar juru bicara Gedung Putih Josh Earnest. Seharusnya, lanjut Earnest, Trump didiskualifikasi dari pencalonan kandidat calon presiden AS karena mengeluarkan komentar yang tidak sesuai dengan konstitusi negara. "Itu adalah sebuah kesalahan sekaligus kejahatan terhadap konstitusi kita," tambah Earnest. Pada Senin (7/12), Trump menyatakan komentar provokatif dengan menyebut warga muslim ialah penyebar teror di negaranya. Ia menyeru agar tidak ada lagi muslim masuk ke 'Negeri Paman Sam', baik sebagai imigran maupun turis.

Belum 24 jam berselang sejak pernyataan Trump itu, kecaman datang dari berbagai pihak. Trump dianggap sama saja dengan penebar aksi teror itu sendiri. Hillary Clinton, kandidat calon presiden AS terkuat dari Partai Demokrat menyebut Trump mengeluarkan retorika yang tidak bisa diterima. "Dia membantu teroris yang sebenarnya. Dia memberi keuntungan kepada mereka," ujar Clinton. Hal serupa diungkap sesama anggota Partai Republik, Lindsey Graham. Dia menyebut ungkapan Trump yang juga pembawa acara The Celebrity Apprentice itu sama saja mendorong ideologi radikal yang digemakan kelompok ekstremis Islamic State (IS). "Trump adalah anggota IS terbaik tahun ini," ujar Graham yang juga maju sebagai calon presiden. Graham bahkan menyebut AS tidak akan menjadi negara yang hebat seperti dulu jika Trump tidak segera dikirim ke neraka.

Tidak menyesal
Kecaman pun datang dari mancanegara. Di Prancis, Perdana Menteri Manuel Valls menyatakan Trump bak menyiram bensin di tengah api yang dinyalakan IS. "Musuh utama kita hanyalah muslim yang radikal," tegas Valls. Adapun Perdana Menteri Inggris David Cameron menegaskan ketidaksepahamannya dengan apa yang diungkapkan Trump. "Dia tidak membantu memberi solusi. Yang dikatakannya jelas salah dan hanya memecah belah," ujar Cameron melalui juru bicaranya. Masih dari Negeri Ratu Elizabeth, penulis Joanne Kathleen Rowling, pencipta novel Harry Potter, pun geram dengan perilaku Trump.

'Lord Voldemort jahat, tapi Trump jauh lebih jahat,' tulis JK Rowling di akun Twitter pribadinya. Namun, bukan Trump namanya jika tidak memunculkan kontroversi. Setelah dikecam dari berbagai penjuru dunia, miliarder itu tetap berkukuh akan pendiriannya yang ingin agar warga muslim dilarang masuk ke AS. "Saya tidak menyesal dengan komentar saya. Kita memang harus melakukan hal yang benar," ujar Trump seperti dilansir ABC News. Dengan yakin, taipan itu mengatakan komentarnya tidak akan disalahgunakan IS. "Mereka tidak akan melakukannya. Malah, saya adalah hal terburuk yang pernah ada untuk IS," ucapnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya