Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Kapal Selam Rusia Hantam IS

(AFP/Aya/I-2)
10/12/2015 00:00
Kapal Selam Rusia Hantam IS
(AFP)
RUSIA, kemarin, menembakkan rudal Calibre dari kapal selam ke posisi-posisi Islamic State (IS) di Suriah. Itu merupakan serangan pertama yang dilancarkan kapal selam milik 'Negeri Beruang Merah'. Sebanyak 300 target penyerangan dihancurkan dalam serangan itu termasuk infrastruktur minyak, depot amunisi, dan sejumlah pabrik. "Kami menggunakan rudal Calibre dari kapal selam Rostov-on-Don (kelas kilo) dari Laut Mediterania. Sebagai hasilnya, semua target hancur," kata Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan rudal Calibre bisa dilengkapi dengan nuklir.

Namun, ia berharap nuklir tidak perlu digunakan dalam misi melawan IS. Penyerangan Rusia ke Suriah kemarin bertepatan dengan pembicaraan yang diinisiasi Arab Saudi di Riyadh, Rabu (9/12). Tujuan pembicaraan itu ialah membentuk blok yang mendesak Presiden Bashar al-Assad mengakhiri konflik di Suriah. Dalam pembicaraan itu, untuk pertama kalinya, perwakilan tokoh politik Suriah dan faksi oposisi bersenjata berkumpul sejak konflik Suriah dimulai Maret 2011. Diharapkan, blok tersebut terbentuk sebelum 1 Januari 2016.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir berulang kali memperingatkan jika tidak mundur, Assad bisa digulingkan secara militer. Amerika Serikat (AS) memandang penting pembicaraan di Riyadh sebagai momentum menciptakan negosiasi. Kelompok yang berkaitan dengan organisasi terorisme seperti Al-Nusra yang berafiliasi dengan Al-Qaeda dan IS tidak diundang dalam pembicaraan itu. Upaya terakhir oleh kawasan dan kekuatan internasional lainnya telah gagal menyatukan perbedaan kelompok oposisi.

Upaya diplomatik juga sudah didorong untuk pemecahan konflik Suriah yang telah menewaskan 250 ribu orang dan memicu jutaan warga mengungsi. Menteri Luar Negeri AS John Kerry, kemarin, mengatakan dirinya akan berangkat ke Rusia pada pekan depan untuk bertemu pemimpin Rusia guna mendesak dihentikannya konflik di Suriah. Meski bekerja sama dengan Rusia, tensi kembali meningkat saat AS mengungkapkan rencana menggelar pertemuan Kelompok Dukungan Warga Suriah Internasional pada 18 Desember.

Rusia meluncurkan kampanye bom di Suriah pada 30 September lalu dengan sasaran utama kelompok milisi IS. Sejak IS mengklaim bertanggung jawab atas pengeboman yang terjadi di pesawat komersial Rusia di Semenanjung Sinai, Rusia meningkatkan serangan ke kelompok radikal itu. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah meningkatkan intensitas serangan ke Suriah sejak Sabtu (5/12). Selama empat hari, Rusia telah mengerahkan 1.920 bom.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik