Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Satukan Perbedaan lewat Rasa

(AFP/Aya/I-3)
08/12/2015 00:00
Satukan Perbedaan lewat Rasa
(AFP)
BAGI masyarakat Krosia tidaklah mudah untuk menyatu dan hidup bersama para migran yang berbeda ras dan suku. Kesulitan juga dialami para migran yang harus beradaptasi dengan tempat baru. Apalagi, para pendatang itu harus melupakan kepahitan masa lalu. Namun, kini kepahitan hidup itu setidaknya tidak lagi terasa berat. Sebuah proyek yang setengahnya dibiayai Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyatukan warga Kroasia dan para migran. Proyek itu bernama 'Okus Doma' atau yang berarti 'Rasa Rumah'. Koki asal Nigeria, Ethiopia, dan Kroasia berkumpul bersama untuk memasak masakan negara asal para migran.

"Okus Doma ingin mengumpulkan orang bersama. Mereka bisa keluar dan menunjukkan keterampilan mereka dan menampilkan apa yang bisa mereka kontribusikan," ucap Acid Ajobi, 34, seorang mahasiswa medis dari Abuja, Nigeria. Okus Doma dibentuk untuk menyambut para pendatang yang terpaksa tinggal lebih lama. Mereka terpaksa meninggalkan negara asalnya disebabkan perang, mencari pekerjaan demi perubahan, ingin mendapatkan pendidikan, dan pindah karena alasan keluarga. Sejak kemunculannya pada 2006, Okus Doma telah menyatukan orang dan makanan dari seluruh dunia, termasuk Suriah, Afghanistan, Irak, Iran, Libia, Zimbabwe, dan Aljazair.

Okus Doma bukan hanya menyajikan berbagai menu makanan dan kisah di dapur dapur rumah di seluruh kota berbagai dunia. Dengan Okus Doma, mereka telah menjadi bagian kelompok kerja dan sebuah festival aneka makanan sesuai permintaan katering informal. Lebih dari itu, proyek tersebut juga akan diperluas untuk bisnis katering lebih besar, membuat buku resep masak, dan beragam kursus bahasa asing. Intinya, proyek ini dibentuk untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman warga Kroasia terhadap heterogenitas.

Pasalnya, sebanyak 4,3 juta masyarakat Kroasia didominasi ras Kaukasian dan penganut Roman Katolik. "Institusi (di sini) sangat tradisional dan tidak begitu terbuka...orang-orang tidak terbiasa melihat warna kulit yang berbeda," kata Emina Buzinkic, aktivis lokal. Ia mengaku menyiapkan makanan untuk migran dan pendatang baru lainnya membantu warga Kroasia merasa jauh lebih dekat dengan mereka. "Mereka sadar bahwa orang-orang ini penuh dengan ketakutan, kebutuhan, dan hidup. Ini merupakan perubahan, sangat penting." Mereka saling berbagi resep setelah aktivis Kroasia dan pencari suaka bertemu. Mereka biasanya bertemu di kafe untuk berbicara mengenai hidup dan pengalaman mereka.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik