HARI ini pada 1992, 1.800 pasukan Marinir AS tiba di Mogadishu, Somalia, sebagai pelopor pasukan multinasional yang bertujuan memulihkan ketertiban di negara yang dilanda konflik. Kekeringan yang terjadi pada pertengahan 1970-an ditambah dengan pemberontakan gagal oleh etnik Somalia di provinsi tetangga memusnahkan banyak sumber makanan.
Pada 1981, sekitar 2 juta penduduk negara itu kehilangan rumah. Meskipun kesepakatan perdamaian sudah ditandatangani oleh Ethiopia pada 1988, pertempuran bertambah sengit di antara klan yang bersaing di Somalia. Selama 23 bulan berikutnya, perang saudara di Somalia sudah menewaskan sekitar 50 ribu orang, 300 ribu orang lainnya meninggal karena kelaparan saat pasukan perdamaian PBB sia-sia berjuang untuk memulihkan ketertiban dan memberikan bantuan di tengah kekacauan perang.
Pada awal Desember 1992 Presiden Amerika Serikat George Bush mengirimkan kontingen Marinir ke Mogadishu sebagai bagian dari misi Operasi Pemulihan Harapan. Dengan didukung pasukan AS, pasukan kemanusiaan internasional bekerja untuk mengirimkan makanan dan bantuan kemanusiaan lainnya. Kekerasan sporadis berlanjut di Somalia, termasuk pembunuhan 24 tentara PBB dari Pakistan pada 1993. Pada 31 Maret 1994, Presiden Bill Clinton memerintahkan untuk menarik semua tentara Amerika dari Somalia dan diikuti negaranegara Barat lainnya.