Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
ADA yang berbeda di Kampung Ranca Sumur, Desa Sindangsari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, sejak Siti Aisyah, 25 tahun, diduga terlibat dalam pembunuhan Kim Jong-nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Kini kampung halaman Siti itu kerap disambangi orang luar. Tak hanya polisi, pejabat, dan wartawan lokal, wartawan asing dari Korea Selatan juga terlihat wira-wiri di sana. Sebuah rumah bercat kuning yang tampak lebih megah ketimbang rumah di sekitarnya kini menjadi pusat perhatian banyak orang.
Itu rumah orangtua Siti. Sejak Siti diketahui diduga terlibat dalam pembunuhan Jong-nam, tiap malam digelar pengajian di sana. Keluarga dan kerabat Siti melakukannya agar Siti terlepas dari masalah yang sekarang sedang dihadapinya.
Warga Kampung Ranca Sumur menjadikan Siti sebagai topik utama pembicaraan sehari-hari. Topik itu bahkan mengalahkan pembicaraan mengenai Pemilihan Gubernur Banten (Pilgub) 2017.
Meski topik Pilgub Banten sedang hangat dibicarakan di banyak tempat di Banten, hal itu tidak berlaku di Kampung Ranca Sumur ini. Tidak hanya di warung-warung, di setiap sudut ketika warga berkumpul, bisa dipastikan mereka sedang membicarakan Siti.
Para kerabat dan tetangga masih tidak bisa percaya Siti terlibat dalam pembunuhan keluarga Presiden Korea Utara. "Siti itu orang baik dan tidak pernah punya masalah di kampung ini," ujar Satria, 52, salah satu warga Kampung Ranca Sumur.
Terlebih bagi orangtua Siti, Benah, 50, dan Asria, 55. Mereka tidak meyakini bungsu dari empat anak mereka itu terlibat dalam sebuah pembunuhan. Bagi keluarga, Siti yang selama ini bekerja di Batam untuk menghidupi diri dan anaknya itu korban dari konspirasi besar.
Sejak hari pertama Siti disebut-sebut sebagai pelaku pembunuhan, Asria, ayah Siti, mengurung diri di dalam kamar dan hanya bisa menangis. Sementara itu, Benah menghadapi wartawan dan petugas yang datang ke rumah mereka. Pada hari kedua, barulah Asria bisa menggantikan tugas istrinya.
"Siti tidak akan mau membunuh dengan imbalan berapa pun meski sedang butuh uang. Siti tidak tahu benda yang dibawanya ialah zat kimia berbahaya. Siti itu korban, dia dibohongi orang yang menyuruhnya," ungkap Asria.
Asria masih berharap bisa bertemu dengan Siti di Malaysia dan mendesak pemerintah agar membantu Siti. "Pak Jokowi tolonglah kami, saya tahu persis anak saya Siti tidak punya keberanian untuk membunuh. Siti korban," pinta Asria.
Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah yang mendengar kabar itu lantas datang menemui orangtua Siti. Tatu berjanji memberangkatkan Asria ke Malaysia untuk menemui anaknya. Namun, hingga kini Asria masih menantikan hari keberangkatan itu.
"Masih proses karena harus berkoordinasi dengan kedubes dan polisi Malaysia," ujar Tatu. (Wibowo Sangkala/I-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved