Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
AMERIKA Serikat dan Venezuela kembali bersitegang setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta pemerintah Venezuela segera membebaskan pemimpin oposisi Leopoldo Lopez setelah bertemu dengan istri Lopez, Lilian Tintori, di Gedung Putih.
Dalam pertemuan itu, Trump ditemani Wakil Presiden Mike Pence serta Senator Florida Marco Rubio.
Trump kemudian mengunggah foto pertemuan mereka dan berkicau,
"Venezuela harus memungkinkan Leopoldo Lopez, seorang tahanan politik, suami @liliantintori, keluar dari penjara segera."
Lopez ialah pendiri Popular Will, kelompok yang paling keras menentang Maduro.
Dia sedang menjalani hukuman penjara 14 tahun atas tuduhan memicu kerusuhan pada protes antipemerintah yang menewaskan 43 orang pada 2014.
Pertemuan itu diyakini menambah kemarahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro yang sudah marah atas sanksi pembekuan aset dan pelarangan bisnis dengan Wakil Presiden Venezuela Tareck El Aissami dan rekannya, pengusaha Jose Lopez Bello.
Pemerintah Caracas memuji El Aissami karena sukses memberantas perdagangan narkoba saat menjabat menteri dalam negeri.
Namun, Departemen Keuangan AS menyebut dia mengawasi pengiriman kokain dari Venezuela ke Meksiko dan AS.
Sesaat sebelum Trump berkicau tentang Lopez, Maduro telah bersumpah menanggapi tindakan agresif Washington itu dengan kuat.
Dia juga menuntut AS untuk meminta maaf atas pengenaan sanksi itu.
"Jika mereka menyerang kami, kami tidak akan diam. Venezuela akan merespons tegas. Mereka yang bermasalah dengan kami akan mendapat respons yang tepat," kata Maduro di televisi pemerintah.
Dia juga mengingatkan Trump untuk tidak memprovokasi.
Salah satu aksi yang dilakukan Maduro ialah melarang saluran CNN berbahasa Spanyol karena dianggap melakukan propaganda tentang skandal pemberian visa di kedutaan negara itu di Irak.
Hubungan diplomatik AS dan Venezuela memang telah terbiasa tanpa mengirimkan duta besar satu sama lain sejak 2010 karena penguasa imperialis Washington dan Venezuela saling benci. (AFP/Ire/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved