Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Oposisi Kamboja Maju ke Pilkada tanpa Ketua Partai

SMH/Ihs
13/2/2017 04:43
Oposisi Kamboja Maju ke Pilkada tanpa Ketua Partai
(Sam Rainsy---AP/Heng Sinith)

PARTAI oposisi Kamboja, Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP), akan melenggang ke pemilihan kepala daerah (pilkada) tanpa sang presiden partai, Sam Rainsy.

Hal tersebut diputuskan dalam pertemuan darurat partai yang digelar setelah pengunduran diri mengejutkan pendiri sekaligus pemimpin mereka itu.

Wakil Kepala Humas CNRP Monovithya Kem mengatakan pertemuan darurat pada Minggu (12/2) waktu setempat itu dilakukan untuk memetakan masa depan partai sepeninggal Rainsy.

Dalam pertemuan permanent committe yang diikuti dengan streering committee itu mereka memutuskan tidak akan mencari pengganti untuk mengisi posisi Rainsy hingga kongres partai pada 2018.

Wakil ketua partai Kem Sokha akan bertindak sebagai pelaksana tugas (Plt) ketua partai hingga kongres dilaksanakan.

Rainsy yang telah berada di garis depan oposisi kerajaan selama dua dekade mengumumkan pengunduran dirinya dari CNRP melalui sebuah surat yang diunggah di media sosial pada Sabtu (11/2).

Mundurnya Rainsy menimbulkan keraguan atas prospek partai untuk menantang Perdana Menteri (PM) Hun Sen yang telah menjabat selama 32 tahun dalam pemilihan umum (pemilu) 2018 mendatang.

"Saya tetap simbol dan perwujud-an semangat perlawanan terhadap rezim Hun Sen yang otokratis dan korup, dan inilah yang penting bagi orang Khmer," tulis Rainsy di akun Facebook miliknya.

Rainsy yang tinggal di pengasingan sejak 2015 untuk menghindari tuntutan hukum yang menurutnya bermotif politik tersebut tidak menjelaskan detail alasan pengunduran dirinya.

Pejabat CNRP memilih bungkam, tapi perwakilan Rainsy telah merilis pernyataan singkat pada Minggu (12/2) yang mengatakan pengunduran diri tersebut ialah keputusan terhormat yang dibuat setelah melalui konsultasi dengan para pemimpin partai.

Para analis mengatakan sikap itu mungkin upaya untuk menghindari undang-undang (UU) baru yang diusulkan pemerintah Hun Sen tentang pelarangan narapidana menjabat sebagai pemimpin partai.

Jika UU tersebut berlaku dan Rainsy terus bertahan sebagai ketua partai, CNRP terancam dibubarkan.

Seorang analis politik, Ou Virak, menyebut mundurnya Rainsy telah menjadi kejatuhan terparah bagi CNRP yang selama ini telah terpuruk karena tekanan pemerintahan Hun Sen.

Virak pun mengatakan pilkada pada Juni mendatang akan menjadi perjuangan yang berat bagi CNRP.

CNRP mencapai perolehan tertinggi pada pemilu 2013 yang mengancam pemerintahan 32 tahun Hun Sen yang diwarnai korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia dalam upaya menyingkirkan lawan politik. (AFP/AP/SMH/Ihs/I-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya