Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

Pemberontak Kuasai Sumber Air

11/1/2017 07:31
Pemberontak Kuasai Sumber Air
(AP/Step News Agency)

PRESIDEN Suriah Bashar al-Assad bersumpah akan merebut Wadi Barada, wilayah yang menjadi pemasok air bagi Da­maskus, dan menolak negosiasi apa pun soal pengunduran dirinya dalam perundingan yang akan datang di Kazakhstan.

Jutaan warga hidup tanpa air selama berminggu-minggu menyusul hancurnya infrastruktur utama di Wadi Barada, kota yang menjadi sumber air utama bagi Damaskus.

Pemerintah Suriah mengatakan mantan sekutu Al-Qaeda, Front Fateh al-Sham, yang sebelumnya bernama Front Al-Nusra, telah berada di Wadi Barada. Pemerintah juga menuding pemberontak telah menyabotase suplai air ke Damaskus sejak 22 Desember.

“Peran tentara Suriah ialah membebaskan wilayah itu guna mencegah para teroris memanfaatkan persediaan air untuk melumpuhkan ibu kota,” ungkap Al-Assad dalam wawancara dengan media Prancis yang ditayangkan Senin (9/1).

Dalam beberapa pekan terakhir, pasukan Al-Assad terus menggempur para pemberontak yang berlindung di Wadi Barada. Pertempuran terus berlanjut dan tidak terpengaruh oleh kesepakatan gencatan senjata nasional yang dimulai pada 30 Desember dengan ditengahi Turki dan Rusia.

Al-Assad mengatakan gencatan tersebut dilanggar setiap harinya dan terutama di Damaskus karena ‘para teroris menguasai sumber air utama’ di Wadi Barada.

“Lebih dari lima juta warga sipil kekurang­an air selama tiga minggu terakhir akibat pertempuran itu,” kata Al-Assad.

PBB menyebutkan 5,5 juta orang di Damaskus dan sekitarnya tidak memperoleh suplai air.

Al-Assad mengatakan Fateh al-Sham ‘menduduki’ wilayah Wadi Barada yang berlokasi 15 kilometer di barat laut ibu kota.

Namun, para pemberontak membantah keberadaan kelompok militan di wilayah itu dan mengatakan suplai air terhenti setelah serangan pemerintah Suriah menghancurkan fasilitas pompa air.

Al-Assad berkeras gencatan senjata menyertakan Fateh al-Sham ataupun rival mereka, kelompok Islamic State (IS).

Dalam wawancara itu, Al-Assad menolak tegas menegosiasikan pengunduran dirinya dari kekuasaan dalam pembica­raan yang akan digelar akhir Januari nanti, di Astana, ibu kota Kazakhstan.

“Sikap saya terkait dengan konstitusi dan konstitusi sangat jelas tentang mekanisme membawa atau melengserkan seorang presiden,” tegasnya.

Perundingan di Astana yang digelar Rusia selaku pendukung Suriah dan Turki sebagai pendukung pemberontak bertujuan membuka jalan untuk mengakhiri perang Suriah yang telah berlangsung enam tahun dan menewaskan 310 ribu orang serta menyebabkan jutaan orang mengungsi. (AFP/*/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya