Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Patung yang Picu Jepang Murka

07/1/2017 08:54
Patung yang Picu Jepang Murka
(AP/ Yonhap/Kim Sun-ho)

DI penghujung akhir 2016, sebuah patung muncul tengah di Kota Busan, Korea Selatan (Korsel). Patung dari perunggu dengan warna keemasan itu dalam posisi sedang duduk. Patung gadis itu bukan penghias kota semata. Patung itu merupakan simbol dari korban kekejian pada masa kolonial Jepang.

Patung itu menjadi saksi sejarah kelam selama Perang Dunia II. Patung itu ialah sosok representasi dari para gadis Korea yang harus menjadi budak seks bagi para tentara Jepang saat perang berkecamuk pada periode 1910-1945.

Dalam sejarah yang dituliskan dengan ‘tinta darah’ itu, tercatat 200 ribu gadis dan perempuan ‘Negeri Ginseng’ dipaksa menjadi ‘comfort woman’ atau jugun ianfu. Dengan ancaman senjata, mereka diharuskan memenuhi hasrat libido para tentara Jepang.

Pemerintah Korsel menempatkan patung itu tak sekadar mengenang sejarah hitam. Otoritas setempat menginginkan patung yang mewakili penderitaan ribuan kaum hawa negaranya itu tidak boleh terulang. Patung jugun ianfu itu sebagai bentuk protes atas kekejian kolonialisme.

Patung ‘comport woman’ berada tak jauh dari Gedung Konsulat Jepang di Kota Busan. Pemerintah Jepang pun langsung bereaksi setelah kemunculan patung itu. Kendati kini sama-sama sekutu AS, ‘Negeri Sakura’ merasa tersinggung oleh keberadaan patung itu.

Puncak kemarahan pemerintah Jepang dilontarkan kemarin. Tokyo meminta Dubes Jepang untuk Korsel meninggalkan ‘Negeri Ginseng’. Kepala juru bicara Jepang, Yoshihide Suga, memerintahkan staf Konsulat Jepang di Busan, segera terbang ke Tokyo. Tidak hanya memerintahkan para diplomatnya kembali, Suga menegaskan pembahasan nilai tukar uang Jepang-Korsel pun terpaksa ditunda.

“Jepang dan Korsel adalah negara yang bertetangga,” ucap Suga. “Ini sangat penting. Ini (patung jugun ianfu) disesalkan, maka kami harus mengambil tindakan ini.”

Kemarahan Tokyo terhadap Seoul tak sebatas itu. “Pemerintah Jepang akan melanjutkan desakan secara keras kepada pemerintah Korsel dan kota madya (Busan) untuk segera menyingkirkan patung remaja putri tersebut,” tegas Suga.

Sebenarnya, pemerintah Busan telah mengambil langkah untuk menghormati Jepang. Sebelumnya, patung itu ditempatkan para aktivis Korsel tepat di depan Gedung Konsulat Jepang di Busan. Namun, akhirnya, patung itu dipindah kendati letaknya masih dekat.

Sebenarnya pihak Korsel merasa tersakiti oleh tindakan Jepang. Menhan Jepang Tomomi Inada hendak berdoa di Kuil Yasukuni, Chiyoda, Tokyo, dalam beberapa hari ke depan.

Kedatangan Tomomi ke Kuil Yasukini dinilai sebagai penghormatan terhadap para pelaku kejahatan perang yang membuat penderitaan ribuan perempuan Korsel.

Juru bicara Kemenlu Korsel, Cho Jue-hyuck, mengatakan, “Jika muncul isu pelik, pemerintah (Korsel) menegaskan lagi bahwa siap melanjutkan hubungan Korsel-Jepang didasarkan pada kepercayaan di antara dua negara.” (AFP/Deri Dahuri/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya