Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
PARA petinggi lembaga intelijen Amerika Serikat (AS) menyatakan siap untuk dikonfrontasikan dengan presiden terpilih AS, Donald Trump, pada pertemuan Jumat (6/1) waktu setempat, untuk membuktikan temuan mereka atas keterlibatan Rusia dalam pemilihan umum (pemilu) AS.
Sebelumnya Presiden AS Barack Obama telah memerintahkan komunitas intelijen untuk mengumpulkan laporan yang komprehensif terkait temuan serangan siber dan campur tangan Rusia tersebut.
“Harapan saya, ketika Trump menerima laporan dan mampu menguji intelijen lalu timnya bisa melihat betapa profesional dan efektif lembaga ini, ketegangan akan berkurang,” ujar Obama.
Obama telah menerima laporan tersebut dari Direktur Intelijen Nasional James Clapper, Badan Keamanan Nasional Michael Rogers, Direktur FBI James Comey, dan Direktur Badan Intelijen Pusat John Brennan pada Kamis (5/1). Laporan yang sama akan disampaikan kepada Trump pada pertemuan yang diperkirakan akan berlangsung tegang pada Jumat.
Trump secara terbuka telah meremehkan lembaga intelijen dan meragukan temuan mereka. Trump, yang berjanji akan melakukan pendekatan ulang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin setelah resmi menjabat pada 20 Januari mendatang itu, telah berulang kali menolak hasil temuan intelijen AS.
Melalui akun Twitter milknya, Presiden Republikan itu mengecam kesalahan badan intelijen CIA, FBI, dan badan lainnya dan menantang mereka untuk membuktikan peretasan dan kebocoran data tersebut bisa dirunut sampai ke puncak pemerintahan Putin.
Pada Kamis (5/1), Trump kembali mempertanyakan bagaimana dan mengapa mereka begitu yakin atas peretasan tersebut. Dia pun mengklaim bahwa Komite Nasional Partai Demokrat (DNC) telah mencegah FBI mengakses server mereka.
Direktur Intelijen Nasional James Clapper Clapper mengatakan terdapat perbedaan besar antara skeptisme dan penghinaan terhadap komunitas intelijen.
“Kepercayaan publik dan kepercayaan terhadap komunitas intelijen ialah hal yang sangat penting,” ujar Clapper tanpa menyebut langsung nama Trump.
Keyakinan pihak intelijen
Intelijen Nasional AS menyatakan keyakinan yang sangat tinggi terhadap hasil temuan mereka. Menurutnya, Rusia memiliki sejarah panjang mengenai campur tangan pemilu, baik itu pemilu mereka maupun negara lain. Namun, kampanye langsung yang mengganggu proses pemilu semacam itu baru sekali dialami AS.
“Ini merupakan kampanye multiaspek. Jadi, peretasan hanya salah satu bagian dari itu. Itu juga mensyaratkan propaganda klasik, disinformasi, berita palsu,” kata Clapper kepada Komite Angkatan Bersenjata AS dalam sidang Kamis (5/1).
Selain Clapper, Kepala Badan Keamanan Nasional Michael Rogers dan Wakil Menteri Pertahanan untuk intelijen Marcel Lettre memberikan pernyataan bersama kepada komite, bahwa hanya pejabat paling senior di Rusia yang bisa memberi izin operasi peretasan dan pencurian file dari e-mail Partai Demokrat.
“Rusia jelas-jelas telah mengasumsikan postur siber yang lebih agresif dengan meningkatkan operasi spionase siber, membocorkan data yang dicuri dari operasi tersebut dan menargetkan sistem infrastruktur penting,” ujar Clapper.
Namun, ketika ditanya terkait bukti yang lebih lanjut atas temuan keterlibatan Rusia itu, Clapper mengatakan tidak bisa membeberkan kepada publik karena berisiko merusak sumber komunitas dan operasi intelijen.
“Kami telah menginvestasikan miliaran, dan kami telah bertaruh nyawa untuk mengumpulkan informasi tersebut,” ujarnya. (AFP/I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved