Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Ini Dampak Serangan AS ke Tiga Situs Nuklir Iran: Ketegangan Memuncak

Thalatie K Yani
22/6/2025 09:56
Ini Dampak Serangan AS ke Tiga Situs Nuklir Iran: Ketegangan Memuncak
Situs Nuklir Iran Fordow(AFP)

PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan militer AS telah melancarkan serangan udara terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran, Fordow, Natanz, dan Esfahan.

“Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat sukses ke tiga situs nuklir Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan. Semua pesawat kini sudah keluar dari wilayah udara Iran,” tulis Trump melalui Truth Social.

Pejabat Israel menyebutkan bekerja dalam “koordinasi penuh” dengan Amerika Serikat dalam perencanaan serangan tersebut.

Iran sebelumnya telah memperingatkan setiap serangan AS akan memicu "perang regional habis-habisan". Kini diperkirakan akan membalas dengan menargetkan aset militer AS di kawasan.

Latar Belakang Konflik

Konflik meningkat tajam sejak 13 Juni ketika Israel meluncurkan serangan mendadak terhadap sejumlah situs militer dan nuklir Iran. Israel menyatakan tujuan mereka adalah menghentikan program nuklir Iran, yang menurut Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu hampir dapat menghasilkan senjata nuklir.

Iran bersikeras program nuklirnya bersifat damai. Sebagai balasan, Teheran meluncurkan ratusan roket dan drone ke wilayah Israel. Pertukaran serangan udara antara kedua negara terus berlangsung dan telah memasuki pekan kedua.

Trump, yang selama ini menentang keterlibatan AS dalam konflik Timur Tengah, sebelumnya menyatakan akan memberi Iran waktu dua minggu untuk memulai negosiasi serius. Namun serangan dilancarkan hanya dua hari kemudian.

Senjata yang Digunakan AS

Salah satu target utama adalah situs nuklir Fordow, yang terletak di lereng gunung dan diduga berada pada kedalaman 80-90 meter di bawah tanah—menjadikannya hampir tak tersentuh oleh senjata konvensional.

AS menggunakan bom GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP), bom penghancur bunker seberat 13.000 kg yang mampu menembus 18 meter beton atau 61 meter tanah sebelum meledak. Dua bom MOP dijatuhkan di setiap target.

Dampak di Iran Masih Belum Jelas

Hingga kini belum diketahui seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan atau apakah ada korban jiwa. Media pemerintah Iran mengklaim fasilitas telah dievakuasi sebelumnya dan "tidak ada kerugian besar" karena bahan nuklir telah dipindahkan.

Namun secara keseluruhan, otoritas Iran melaporkan lebih dari 200 korban jiwa dan 1.200 luka-luka sejak konflik memanas.

Israel merespons serangan AS dengan memperketat pengamanan nasional, termasuk menutup aktivitas publik, sekolah, dan tempat kerja.

Potensi Balasan Iran

Meski Iran telah mengalami kerugian signifikan, termasuk hancurnya pangkalan militer dan jaringan proksinya di Lebanon, Suriah, dan Gaza, negara itu masih memiliki kemampuan untuk membalas.

Iran memiliki opsi untuk menyerang pangkalan militer AS di kawasan Timur Tengah—termasuk di Bahrain, Qatar, Kuwait, dan UEA. Target utama yang potensial adalah markas Armada Kelima AL AS di Mina Salman, Bahrain.

Opsi lain yang lebih berisiko secara global adalah menutup Selat Hormuz—jalur vital pengiriman 30% minyak dunia. Iran juga bisa mengganggu jalur pelayaran lain yang dapat mengguncang pasar global.

Apakah Trump Perlu Persetujuan Kongres?

Menurut konstitusi AS, hanya Kongres yang memiliki wewenang untuk secara resmi menyatakan perang. Namun sebagai Commander-in-Chief, Presiden memiliki kewenangan untuk mengerahkan pasukan dan melakukan operasi militer tanpa deklarasi perang resmi.

Trump sebelumnya juga melakukan serangan udara di Suriah pada 2017 tanpa persetujuan Kongres, dengan dalih alasan keamanan nasional dan kemanusiaan.

Beberapa anggota parlemen dari kedua partai telah mencoba membatasi wewenang Trump dengan mendorong resolusi "war powers", meski langkah itu cenderung simbolis dan tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat secara langsung. (BBC/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya