Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SUASANA duka menyelimuti Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, Gaza, pada Selasa waktu setempat. Di tengah hiruk-pikuk rumah sakit yang dipadati jenazah dan pelayat, Amal Abu Shalouf mengelus wajah dan rambut anaknya, Amir, untuk terakhir kalinya sebelum tubuh bocah tiga tahun itu dimasukkan ke dalam kantong jenazah.
Amir menjadi salah satu korban tewas dalam serangan militer Israel di selatan Gaza hari itu. Menurut keterangan dari otoritas pertahanan sipil, sedikitnya sembilan orang meninggal dunia dalam operasi tersebut, yang terjadi lebih dari 20 bulan sejak perang pecah usai serangan Hamas pada 2023. Militer Israel tidak memberikan tanggapan ketika dimintai konfirmasi oleh AFP mengenai kematian Amir.
“Amir, cintaku, anakku tersayang!" sang ibu merintih pelan.
Dalam suasana penuh kesedihan, seorang pria menggendong tubuh mungil Amir melewati kerumunan pelayat. Air mata tak henti mengalir di wajah Ahmad, kakak remaja Amir.
"Demi Tuhan, aku tak sanggup," ucapnya lirih.
Sementara itu, kakaknya yang lain, Mohammad, mempertanyakan kekejaman yang menimpa adiknya.
"Apa salahnya dia? Bocah kecil yang polos, hanya duduk di dalam tenda, lalu peluru menembus punggungnya," tuturnya.
Mohammad menceritakan ia menemukan Amir dalam keadaan bersimbah darah di bagian punggung setelah kembali ke tenda mereka di Al-Mawasi, wilayah pesisir dekat Khan Yunis yang kini menjadi lokasi kamp pengungsi besar.
Kondisi kemanusiaan di Gaza terus memburuk akibat perang berkepanjangan. PBB telah memperingatkan seluruh populasi Gaza kini berada di ambang kelaparan.
Dalam situasi itu, Amal harus bertahan hidup bersama delapan anaknya. Ia mengenang anak bungsunya yang belakangan ini sering merengek karena lapar dan bahkan sempat berkata bahwa dia memimpikan sepotong daging.
"Tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada pakaian," ucap Amal.
Ia juga mengalami luka dalam insiden yang menewaskan putranya itu. Saat sedang memanggang roti pada dini hari, tiba-tiba sesuatu meledak di dekat kakinya. Ia mencoba merangkak mencari anggota keluarganya, sebelum mendengar jeritan anak dari dalam tenda.
"Saya merasakan benda menghantam tubuh saya, lalu mulai berteriak," kenangnya.
"Saya melihat mereka sedang memeluk Amir, perut dan punggungnya penuh darah," tuturnya.
Di tengah suasana berkabung, suara nyaring drone militer Israel terdengar mendengung di atas kepala. Sekelompok pria membentuk barisan untuk membacakan doa jenazah, meski suara mereka nyaris tertelan oleh raungan mesin di langit.
Ahmad berdiri di barisan kedua, tangannya terlipat di atas perut, matanya terus mengalirkan air mata tanpa henti.
Pemandangan memilukan serupa terus terjadi sepanjang hari. Di halaman rumah sakit, seorang pria kurus tiba-tiba ambruk di depan jenazah yang dibalut kain putih. Pelayat lain terlihat memeluk erat tubuh salah satu korban sebelum dipapah oleh yang lain.
Tak jauh dari situ, sekelompok perempuan menopang Umm Mohammad Shahwan, seorang ibu yang kehilangan anaknya. Mereka semua menangis menggambarkan kedukaan kolektif yang menyelimuti Gaza hari itu.
Di tengah kekacauan, suara lirih Amal kembali terdengar. "Kami butuh perang ini segera berakhir. Di Gaza, tak ada harapan, tak ada kedamaian," katanya dengan nada putus asa. (AFP/I-1)
Serangkaian serangan udara dan tembakan dari pasukan Israel yang dimulai sejak Sabtu (7/6) dini hari telah menewaskan sedikitnya 72 warga Palestina.
Indonesia selama ini tak membuka hubungan diplomatik lantaran Israel merupakan negara penjajah. Hal ini juga tak sejalan dengan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
TIGA negara sekutu utama Israel yakni Inggris, Kanada, dan Prancis mengeluarkan peringatan tegas pada Senin (19/5).
ISRAEL kembali melakukan serangkaian serangan baru di Gaza dengan klaim menghancurkan Hamas dan membebaskan sandera.
TEMBAKAN tank Israel menewaskan seorang pekerja PBB di Gaza bulan lalu, demikian menurut temuan awal dari investigasi yang dirilis Kamis (24/4).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved