Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
KOREA Utara mengecam rencana "Golden Dome" dari Presiden AS Donald Trump. Mereka mengatakan sistem pertahanan rudal sebagai ancaman yang "sangat berbahaya" dan bertujuan mempersenjatai luar angkasa, demikian dilaporkan media pemerintah, Selasa.
Kementerian Luar Negeri Pyongyang mengeluarkan sebuah memorandum yang menyebut sistem tersebut sebagai "inisiatif yang sangat berbahaya dan mengancam, yang ditujukan mengancam keamanan strategis negara-negara pemilik senjata nuklir," menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).
Trump mengumumkan rincian baru dan pendanaan awal untuk sistem pertahanan rudal tersebut pekan lalu, dengan menyebutnya sebagai hal yang "sangat penting bagi keberhasilan dan bahkan kelangsungan hidup negara kita."
Menurut para analis, inisiatif ini menghadapi tantangan teknis dan politik yang signifikan, serta berpotensi menelan biaya yang sangat besar.
Memorandum dari Korea Utara yang bersenjata nuklir itu menuduh Amerika Serikat "berambisi besar dalam langkah-langkah untuk memiliterisasi luar angkasa," demikian KCNA melaporkan.
"Rencana AS untuk membangun sistem pertahanan rudal baru adalah akar penyebab munculnya perlombaan senjata nuklir dan luar angkasa secara global, karena memicu kekhawatiran keamanan negara-negara pemilik senjata nuklir dan mengubah luar angkasa menjadi potensi medan perang nuklir," tambahnya.
Tiongkok juga menyatakan penolakan keras terhadap rencana tersebut, dengan menuduh Amerika Serikat telah merusak stabilitas global. (AFP/Z-2)
KOREA Utara secara tegas mengecam serangan udara Israel terhadap Iran yang menjadi pemicu eskalasi di Timteng.
KOREA Utara (Korut) menyatakan kecaman keras terhadap serangan udara yang dilancarkan Israel ke Iran, sehingga telah memicu konflik terbuka antar kedua negara sejak Jumat (13/6).
PRESIDEN Korea Selatan yang baru dilantik, Lee Jae-myung, berjanji akan memulihkan stabilitas politik dan ekonomi di negaranya serta membuka kembali jalur dialog dengan Korea Utara.
KOREA Selatan bersiap melaksanakan pemilihan umum (pemilu) untuk memilih presiden berikutnya. Negeri Gingseng itu menghadapi tantangan tarif Donald Trump hingga unifikasi dengan Korea Utar
Laporan internasional mengungkap Korea Utara telah mengirim jutaan peluru dan ribuan pasukan ke Rusia, membantu serangan terhadap Ukraina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved