Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

67 Orang Tewas Akibat Tabrakan Pesawat American Airlines dan Helikopter Militer 

Thalatie K Yani
31/1/2025 04:00
67 Orang Tewas Akibat Tabrakan Pesawat American Airlines dan Helikopter Militer 
Tabrakan tragis antara pesawat American Airlines dan helikopter militer AS di dekat Washington DC menewaskan seluruh 67 orang di dalam kedua pesawat.(Instagram)

TABRAKAN antara pesawat jet American Airlines dan helikopter militer AS di dekat Washington DC menewaskan seluruh 67 orang di kedua pesawat. Tabrakan ini menjadi bencana penerbangan terburuk di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir.

Insiden ini terjadi sekitar pukul 21.00 ketika pesawat penumpang tersebut sedang dalam proses pendaratan di Bandara Nasional Reagan dari Wichita, Kansas. Pesawat yang dioperasikan maskapai regional PSA Airlines sebagai American Eagle penerbangan 5342 itu membawa 60 penumpang dan empat awak, lalu bertabrakan dengan helikopter militer AS yang mengangkut tiga tentara. Kedua pesawat jatuh ke Sungai Potomac.

"Ini adalah malam yang kelam dan menyakitkan bagi ibu kota kita dan sejarah bangsa kita, sebuah tragedi yang memilukan," kata Donald Trump kepada wartawan di Gedung Putih pada Kamis. "Sebagai satu bangsa, kita berduka atas setiap nyawa berharga yang tiba-tiba diambil dari kita."

Menurut Sean Duffy, Menteri Transportasi yang baru dilantik sehari sebelum kecelakaan, ini merupakan kecelakaan fatal pertama penerbangan komersial di AS sejak 2009. Ia menambahkan bahwa ia yakin insiden ini "bisa dicegah".

Menteri Pertahanan Pete Hegseth menyatakan helikopter yang terlibat dalam kecelakaan tersebut membawa awak yang "cukup berpengalaman" dari Fort Belvoir, Virginia, yang sedang melakukan "evaluasi malam tahunan yang diwajibkan".

"Mereka menggunakan kacamata penglihatan malam," kata Hegseth, seraya menambahkan tim investigasi telah dikerahkan ke lokasi kecelakaan untuk menentukan apakah pesawat berada di jalur penerbangan yang benar dengan ketinggian yang sesuai pada saat kejadian.

"Ini adalah tragedi, kehilangan nyawa yang mengerikan," ujarnya.

Trump, yang baru dilantik sebagai presiden minggu lalu, bergantian antara menghibur rakyat dan memanfaatkan kecelakaan ini untuk kepentingan politik. Dalam konferensi persnya, ia menyalahkan perubahan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintahan Joe Biden terkait perekrutan pengendali lalu lintas udara sebagai faktor penyebab kecelakaan.

"Kita memiliki standar tertinggi yang pernah ada, lalu mereka mengubahnya kembali—itulah Biden," kata Trump, mengisyaratkan bahwa perubahan tersebut terkait dengan program keberagaman yang berencana ia hapuskan.

Ketika diminta bukti, Trump menolak memberikan data konkret, hanya mengatakan bahwa kesimpulan tersebut "masuk akal".

Penyelidikan awal dari Administrasi Penerbangan Federal (FAA) menemukan bahwa staf menara kontrol Bandara Nasional Reagan pada Rabu malam "tidak dalam jumlah normal untuk waktu dan volume lalu lintas udara", menurut laporan The New York Times. 

Bandara ini, salah satu dari tiga bandara utama di Washington DC, telah menghadapi tantangan dalam merekrut staf menara kontrol yang cukup, seperti halnya banyak bandara lainnya di AS.

Lebih dari 300 pekerja darurat, termasuk penyelam, dikerahkan ke Sungai Potomac setelah kecelakaan, meskipun harus menghadapi angin kencang dan es yang menumpuk. Pada Kamis pagi, Kepala Pemadam Kebakaran Washington DC, John Donnelly, mengumumkan operasi pencarian dan penyelamatan beralih ke tahap evakuasi jenazah.

"Kami tidak percaya ada yang selamat dari kecelakaan ini," katanya dalam konferensi pers.

Donnelly menjelaskan puing-puing pesawat tersebar angin, tetapi upaya pencarian tetap berlanjut. Ia yakin seluruh korban bisa ditemukan. Saat ini, 27 jenazah dari pesawat dan satu dari helikopter telah ditemukan.

"Kami akan terus bekerja untuk menemukan semua jenazah dan mengembalikannya kepada keluarga mereka," kata Donnelly. "Saya yakin kami bisa melakukannya. Mungkin akan memakan waktu dan membutuhkan lebih banyak peralatan."

Beberapa korban adalah peserta kamp pengembangan yang diselenggarakan organisasi seluncur indah AS di Wichita. Klub Seluncur Boston mengonfirmasi enam atlet, pelatih, dan anggota keluarga mereka berada di dalam pesawat.

"Olahraga dan klub kami mengalami kehilangan besar dalam tragedi ini," kata CEO dan Direktur Eksekutif klub, Doug Zeghibe, di Instagram. "Kami sangat terpukul dan kehabisan kata-kata."

Pesawat jet Bombardier CRJ-700 terbelah menjadi tiga bagian dan berada di perairan setinggi pinggang di Sungai Potomac, kata Duffy. Baik helikopter maupun pesawat penumpang terbang dalam "pola penerbangan standar" pada malam yang cerah sebelum kecelakaan terjadi. Tim investigasi kini tengah mencari tahu penyebab kecelakaan tersebut.

Duffy menekankan keberadaan pesawat militer di langit Washington DC, termasuk di dekat Bandara Nasional Reagan, bukanlah hal yang aneh. Bandara ini terletak di seberang Sungai Potomac di Arlington, Virginia.

"Keselamatan adalah harapan kita. Semua orang yang terbang di langit Amerika mengharapkan penerbangan yang aman," kata Duffy. "Itu tidak terjadi tadi malam. Kami tidak akan berhenti sampai mendapatkan jawaban untuk keluarga korban dan publik. Anda harus merasa aman saat terbang."

Wali Kota Washington, Muriel Bowser, mengatakan penumpang pesawat terdiri dari "keluarga dari wilayah kami, Kansas, dan berbagai bagian negara lainnya. Kami berbagi kesedihan yang mendalam."

Bandara Nasional Reagan ditutup segera setelah kejadian, tetapi penerbangan kembali beroperasi pada Kamis. American Airlines telah membuka saluran bantuan bagi keluarga dan teman-teman korban di nomor (800) 679-8215.

"Ini sangat menghancurkan," kata CEO American Airlines, Robert Isom. "Kami semua sangat terpukul." (The Guardian/Z-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya