Donald Trump Klaim AS Akan Menguasai Greenland, Sebut Perbincangan dengan Denmark "Mengerikan"

Thalatie K Yani
27/1/2025 07:49
Donald Trump Klaim AS Akan Menguasai Greenland, Sebut Perbincangan dengan Denmark
Donald Trump mengungkapkan keyakinannya Amerika Serikat akan menguasai Greenland, menyusul perbincangan yang dianggap "mengerikan" dengan PM Denmark, Mette Frederiksen.(Media Sosial X)

DONALD Trump mengatakan ia percaya AS akan menguasai Greenland, setelah terungkap detail mengenai percakapan "mengerikan". Di mana ia membuat ancaman ekonomi terhadap Denmark, yang mengatakan wilayah tersebut tidak dijual.

Berbicara di atas pesawat Air Force One pada Sabtu, Trump berkata: "Saya rasa kita akan mendapatkannya," dan mengklaim 57.000 penduduk pulau Arktik tersebut "ingin bersama kami."

"Saya percaya Greenland akan kita dapatkan karena ini benar-benar berkaitan dengan kebebasan dunia," katanya. "Ini tidak ada hubungannya dengan Amerika Serikat, selain kita adalah pihak yang bisa menyediakan kebebasan tersebut."

Sejak terpilih kembali, Trump mengulang ketertarikannya untuk memperoleh pulau Arktik tersebut, yang dikuasai Denmark tetapi memiliki tingkat otonomi yang tinggi.

Komentar terbarunya menyusul percakapan telepon "menghorrorkan" dengan perdana menteri Denmark, Mette Frederiksen, di mana Trump dilaporkan bersikap agresif dan konfrontatif dalam upayanya untuk menguasai pulau tersebut. Lima pejabat senior Eropa yang kini dan sebelumnya mengatakan kepada Financial Times bahwa percakapan tersebut berjalan sangat buruk. 

"Itu mengerikan," kata salah satu sumber. "Itu seperti shower dingin," kata yang lain kepada surat kabar tersebut. "Sebelumnya, sulit untuk dianggap serius, tetapi saya pikir ini serius dan berpotensi sangat berbahaya."

Trump dilaporkan mengancam Denmark, sekutu NATO, dengan tarif yang ditargetkan, pada dasarnya pajak atas ekspor Denmark ke AS.

Kantor perdana menteri Denmark mengatakan mereka "tidak mengenal interpretasi percakapan yang diberikan oleh sumber anonim." 

Perdana menteri Greenland, Múte Egede, yang menginginkan kemerdekaan dari Denmark, mengatakan wilayah tersebut tidak untuk dijual tetapi terbuka untuk hubungan yang lebih dekat dengan AS dalam bidang seperti pertambangan.

Menulis di X pada hari Sabtu, ketua komite pertahanan parlemen Denmark, MP Konservatif Rasmus Jarlov, mengatakan Denmark tidak akan pernah menyerahkan 57.000 warganya untuk menjadi warga negara Amerika melawan kehendak mereka. "Kami mengerti AS adalah negara yang kuat. Kami tidak. Terserah AS sejauh mana mereka akan pergi. Tetapi apa pun yang terjadi, kami tetap akan mengatakan tidak."

Secara strategis terletak antara AS dan Eropa, Greenland adalah medan pertempuran geopolitik potensial, seiring krisis iklim yang semakin memburuk.

Mencairnya lapisan es dan gletser besar pulau ini dengan cepat telah meningkatkan minat terhadap pengeboran minyak (meskipun pada 2021 Greenland menghentikan pemberian lisensi eksplorasi) dan pertambangan mineral penting termasuk tembaga, litium, kobalt, dan nikel.

Es Arktik yang mencair juga membuka jalur pelayaran baru, menjadi alternatif bagi terusan Suez, sementara terusan Panama mengalami penurunan lalu lintas akibat kekeringan yang parah.

Sejak Perang Dingin, Greenland juga menjadi rumah bagi pangkalan militer AS dan sistem peringatan dini misil balistiknya.

Berbicara kepada Sunday Times, seorang mantan pejabat senior Denmark dan ahli tentang Greenland mengatakan tahun 1917, Presiden AS Woodrow Wilson memberikan jaminan kepada Kopenhagen, wilayah tersebut "akan selamanya menjadi milik Denmark."

Tom Høyem, perwakilan Denmark untuk Greenland antara 1982 dan 1987, juga mengatakan jika Denmark menjual Greenland, mereka harus memberikan Inggris hak pertama berdasarkan perjanjian 1917.

Pemerintah Inggris pada waktu itu menuntut untuk memiliki hak pertama untuk membeli Greenland, karena kedekatan pulau tersebut dengan Kanada, yang saat itu merupakan dominion Inggris.

Awal bulan ini, Trump menolak untuk menutup kemungkinan menggunakan paksaan ekonomi atau militer untuk mengambil Greenland dan Terusan Panama, yang juga ingin ia kuasai di bawah kontrol AS.

Di atas pesawat Air Force One, Trump juga mengulang pandangannya bahwa Kanada harus menjadi negara bagian AS. "Saya melihatnya sebagai, sejujurnya, sebuah negara yang seharusnya menjadi negara bagian," katanya kepada para wartawan. 

"Kemudian, mereka akan mendapatkan perlakuan yang jauh lebih baik, perawatan yang jauh lebih baik, pajak yang jauh lebih rendah, dan mereka akan jauh lebih aman." (The Guardian/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya