Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Clinton Unggul di Debat Terakhir

Ihs
21/10/2016 05:43
Clinton Unggul di Debat Terakhir
(AFP)

CALON presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Hillary Clinton kembali mengungguli saingannya dari Partai Republik, Donald Trump, dalam debat capres ketiga sekaligus yang terakhir pada Kamis (20/10) di Las Vegas, AS.

Menurut jajak pendapat dari CNN/ORC, Clinton berhasil memenangi debat tersebut dengan meraih 52%, sedangkan Trump hanya meraih 39%.

Jarak mereka semakin sedikit setelah dalam dua debat sebelumnya keduanya terpaut jarak yang cukup jauh.

Sejumlah jajak pendapat juga menunjukkan kemenangan Clinton di beberapa negara bagian seperti Arizona, Texas, dan Georgia yang merupakan wilayah Republik.

"Clinton hampir pasti akan memenangi pemilihan, tetapi yang menjadi pertanyaan ialah apa yang akan berdampak dalam Senat Republik, Parlemen, dan kandidat lainnya," ujar Robert Erikson, profesor ilmu politik dari Columbia University.

Dalam 90 menit acara debat yang dilaksanakan di University of Nevada, Las Vegas, itu keduanya kembali saling cela seperti dua debat yang terjadi sebelumnya.

Trump kembali menuai kritik tajam setelah melontarkan penolakannya terhadap hasil pemilihan pada 9 November mendatang.

"Saya akan melihatnya pada saat itu. Apa yang telah saya lihat sangat buruk," ujar Trump dan kembali mengulang sejumlah tuduhan kecurangan yang tidak berdasar.

Clinton dengan segera menyatakan keterkejutannya akan jawaban Trump yang menurutnya ialah serangan terhadap 240 tahun demokrasi di AS.

Trump juga kembali menyerang Clinton terkait dengan bocornya e-mail pribadi sang mantan menteri luar negeri AS tersebut.

Namun, Clinton berbalik dengan mengkritik hubungan Trump dan Vladimir Putin dan menyebut Presiden Rusia tersebut menginginkan seseorang yang bisa digunakan sebagai 'boneka' di Gedung Putih.

"Tidak ada boneka, Anda sendiri ialah boneka," ujar Trump.

Trump juga mengatakan tidak pernah bertemu Putin dan bukan merupakan teman baik.

Namun, jika AS berhubungan baik dengan Rusia, itu tidak akan menjadi hal yang buruk.

Keduanya juga saling melemparkan banyak kritik terhadap kebijakan politik inti mereka, termasuk isu senjata, aborsi, dan pajak.

Clinton menyerang kebijakan Trump untuk mendeportasi jutaan imigran ilegal dengan menyebutnya sebagai sebuah gagasan yang akan menyebabkan AS terbelah. (AFP/CNN/Ihs/X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya