Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Korea Selatan kembali melakukan gebrakan dalam dunia teknologi energi. Mereka menciptakan pengisian superkapasitor mandiri yang mampu mengubah sinar matahari menjadi sumber energi yang efisien.
Para ilmuwan di Korea berhasil mengembangkan perangkat penyimpanan energi inovatif yang dapat mengisi daya secara mandiri, dengan mengintegrasikan superkapasitor dan sel surya untuk pertama kalinya. Perangkat ini memanfaatkan bahan elektroda inovatif berbasis logam transisi yang secara drastis meningkatkan kepadatan energi dan daya, sambil menawarkan stabilitas luar biasa selama proses pengisian dan pengosongan.
Dikutip dari Scitechdaily, peneliti senior di DGIST Jeongmin Kim, bersama Damin Lee dari RLRC di Universitas Nasional Kyungpook, telah menciptakan perangkat penyimpanan energi pengisian daya mandiri yang dirancang untuk menyimpan energi surya secara efisien.
Perangkat ini meningkatkan kinerja superkapasitor tradisional secara signifikan dengan memanfaatkan bahan elektroda berbasis logam transisi. Selain itu, tim ini juga mengembangkan teknologi penyimpanan energi baru yang mengintegrasikan superkapasitor dengan sel surya. Teknologi terdepan ini berpotensi menjadi solusi praktis dan berkinerja tinggi untuk kebutuhan penyimpanan energi yang berkelanjutan.
Untuk mencapai hal ini para peneliti menciptakan elektroda dari material komposit karbonat dan hidroksida berbasis nikel. Dengan menambahkan ion logam transisi seperti mangan (Mn), kobalt (Co), tembaga (Cu), besi (Fe), dan seng (Zn), mereka berhasil memaksimalkan konduktivitas serta stabilitas material.
Inovasi ini menghasilkan peningkatan signifikan dalam kepadatan energi, kepadatan daya, dan stabilitas siklus pengisian serta pengosongan, sehingga mendorong batasan teknologi penyimpanan energi ke tingkat yang lebih tinggi.
Penelitian ini berhasil mencapai kepadatan energi sebesar 35,5 Wh/kg, jauh melampaui nilai dari studi sebelumnya yang berada di kisaran 5-20 Wh/kg. Kepadatan daya yang dihasilkan juga mencapai 2555,6 W/kg, secara signifikan lebih tinggi dibandingkan hasil studi sebelumnya (~1000 W/kg).
Hal ini menunjukkan kemampuan perangkat untuk melepaskan daya dalam jumlah besar dengan cepat, sehingga memungkinkan pasokan energi instan bahkan untuk perangkat berdaya tinggi. Selain itu, perangkat ini menunjukkan penurunan kinerja yang sangat minimal selama siklus pengisian dan pengosongan berulang, membuktikan keandalannya untuk penggunaan jangka panjang.
Selain itu, tim peneliti juga berhasil merancang perangkat penyimpanan energi yang mengintegrasikan sel surya berbasis silikon dengan superkapasitor, menciptakan sistem yang mampu menyimpan dan memanfaatkan energi surya secara real-time. Sistem ini mencapai efisiensi penyimpanan energi sebesar 63% dan efisiensi keseluruhan 5,17%, menunjukkan potensi besar untuk mengembangkan perangkat penyimpanan energi mandiri yang siap dikomersialkan.
Jeongmin Kim, Peneliti Senior di Divisi Nanoteknologi DGIST, menyatakan, Penelitian ini merupakan langkah penting, karena berhasil mengembangkan perangkat penyimpanan energi pengisian daya mandiri pertama di Korea yang mengintegrasikan superkapasitor dengan sel surya.
“Dengan memanfaatkan material komposit berbasis logam transisi, kami berhasil mengatasi keterbatasan perangkat penyimpanan energi dan menghadirkan solusi energi terbarukan yang berkelanjutan,” tambahnya.
Sementara itu, Damin Lee, peneliti di RLRC Universitas Nasional Kyungpook, menambahkan, “Kami akan melanjutkan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan efisiensi perangkat pengisian daya mandiri ini serta memperbesar potensinya untuk diterapkan secara komersial,” tambah Damin Lee. (Scitechdaily/Z-11)
Potensi pasokan gas di Indonesia secara nasional masih mencukupi, namun distribusinya terkendala oleh ketidaksesuaian lokasi antara produksi dan konsumsi.
PEMERINTAH Indonesia tengah memacu transformasi ekonomi nasional melalui penguatan sektor pangan dan energi domestik.
PT Pertamina (Persero) memperkenalkan inovasi digital terbaru dalam pengelolaan perizinan melalui penerapan berbasis teknologi geospasial ArcGIS.
Dilakukan penambahan dua titik operasional baru, tepatnya di Integrated Terminal Panjang, Provinsi Lampung dan Fuel Terminal Tanjung Pandan, Kepulauan Bangka Belitung.
PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menyelenggarakan program Pelatihan Teknisi Konversi dan Pemeliharaan Kendaraan Bahan Bakar Gas (BBG).
PT Mitra Murni Perkasa (MMP), anak usaha MMS Solution dan bagian dari MMS Group Indonesia (MMSGI), resmi memasuki tahap Power On untuk smelter nikel matte high grade.
Zulhas mengatakan inisiatif ini selaras dengan program 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang telah diluncurkan Presiden Prabowo Subianto pada 21 Juli 2025.
Sektor energi surya diproyeksikan menyerap sekitar 348.000 tenaga kerja, membuka peluang besar bagi generasi muda yang kompeten dan siap bersaing.
DI tengah ketidakpastian global dan naiknya tensi geopolitik, Indonesia justru mencuri perhatian sebagai salah satu primadona investasi asing di kawasan Asia Tenggara.
Dalam upaya mempercepat transisi energi nasional, Sun Energy, pengembang proyek energi surya, terus memperkuat komitmen terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Karena berkelanjutan menjadi prioritas utama di seluruh industri, beberapa merek menonjol dalam komitmen mereka terhadap tanggung jawab lingkungan sekaligus menawarkan peluang ekonomi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved