Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ko Wen-je, Mantan Kandidat Presiden Taiwan, Didakwa Kasus Korupsi

Thalatie K Yani
26/12/2024 12:44
Ko Wen-je, Mantan Kandidat Presiden Taiwan, Didakwa Kasus Korupsi
Ko Wen-je, mantan wali kota Taipei dan kandidat presiden Taiwan, didakwa atas tuduhan korupsi dan pelaporan dana kampanye yang tidak benar. (Media sosial X)

KO Wen-je, yang pernah dianggap sebagai bintang politik yang sedang naik daun di Taiwan dan kandidat presiden, didakwa atas tuduhan korupsi pada Kamis.

Pria berusia 65 tahun ini dituduh menerima suap sebesar setengah juta dolar terkait transaksi properti selama menjabat sebagai wali kota Taipei. Selain itu, ia juga didakwa melaporkan dana kampanye secara tidak benar saat mencalonkan diri sebagai presiden pada Januari lalu.

Jaksa menuntut hukuman penjara hingga 28,5 tahun.

Dakwaan terhadap Ko memberikan pukulan telak bagi gerakan politik yang ia wakili, yang menarik perhatian pemilih yang mencari alternatif dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa dan oposisi utama Kuomintang (KMT).

Ko membantah tuduhan korupsi tersebut. Ia ditangkap pada September dan sempat ditahan.

Jaksa mengatakan pada Kamis, Ko adalah satu dari 11 orang yang didakwa. Beberapa anggota partainya, Taiwan People Party, juga dituduh menyalahgunakan dana sumbangan politik.

Sebagai "kuda hitam" dalam pemilu presiden Januari lalu, Ko berhasil meraih lebih dari 25% suara—tidak jauh di belakang kandidat partai berkuasa Lai Ching-te yang memperoleh 40%.

Saat itu, pengamat politik menilai meskipun Ko menempati posisi terakhir dari tiga kandidat presiden, perolehan suaranya yang signifikan mencerminkan keinginan pemilih untuk lanskap politik yang lebih pluralistik di luar dua partai utama.

Ko meraih ketenaran dengan memposisikan dirinya sebagai alternatif di luar dua partai utama. Ia mengkritik DPP karena memicu ketegangan dengan Beijing, yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, tetapi juga mengecam KMT karena dianggap terlalu tunduk.

Setelah mendukung para demonstran selama Gerakan Bunga Matahari yang anti-Beijing pada 2014, Ko terpilih sebagai wali kota Taipei sebagai kandidat independen.

Ia memenangkan masa jabatan kedua pada 2018, namun kebijakannya kemudian tampak bergeser dengan memperluas hubungan Taipei dengan Tiongkok daratan.

Dikenal sebagai sosok yang kontroversial dalam politik Taiwan, Ko kerap menarik perhatian dengan retorika berani dan ide-ide kampanye uniknya. Ia dijuluki sebagai "mesin blunder" dan bahkan membintangi video rap dalam kampanye pemilihan ulangnya pada 2018.

Setelah kekalahannya dalam pemilu presiden, Ko berjanji tidak akan menyerah dalam karier politiknya dan diperkirakan akan mencalonkan diri lagi pada 2028. Namun, masih belum jelas apakah partainya bisa bangkit dari gelombang dakwaan yang menimpanya.

Penangkapan Ko telah memicu protes dari sekutu dan para pendukungnya, yang menuduh DPP menggunakan kasus ini untuk menekan lawan politiknya. (BBC/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya