Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DI bawah lapisan tanah Patagonia yang kaya sejarah, para ilmuwan baru saja mengungkap temuan yang menakjubkan. Ditemukan fosil kecebong tertua yang diketahui, Notobatrachus degiustoi.
Penemuan di lokasi yang dulunya dataran banjir, kecebong ini hidup sekitar 161 juta tahun yang lalu bersamaan dengan dinosaurus yang megah di era Jurassic. Bayangkan, saat itu, kecebong ini tumbuh hingga mencapai ukuran yang menyaingi katak dewasa modern mirip dengan katak banteng yang kita kenal sekarang.
Fosil-fosil yang menggambarkan kecebong ini ditemukan oleh tim peneliti dari Argentina dan Tiongkok pada 2020. Awalnya, mereka mencari fosil dinosaurus, tetapi alih-alih menemukan reptil purba, mereka menemukan ratusan fosil dari spesies N. degiustoi yang telah punah.
Di antara penemuan tersebut, terdapat kecebong yang terawetkan dengan luar biasa di dalam lempengan batu pasir. Ahli biologi evolusi, Mariana Chuliver, dari Yayasan Sejarah Alam Félix de Azara, menjelaskan bahwa kecebong ini menunjukkan kemajuan perkembangan yang signifikan dengan keberadaan kaki belakang dan depan yang mulai terbentuk.
Yang membuat penemuan ini semakin menarik ialah kondisi fosil yang sangat baik, termasuk jaringan lunak seperti mata dan saraf yang terpreservasi di dalam batu. N. degiustoi hidup di tengah Periode Jurassic, sekitar 168 hingga 161 juta tahun lalu, dan menjadi bukti bahwa kecebong dengan karakteristik modern telah ada jauh lebih awal dari yang diperkirakan.
Sebelumnya, kecebong tertua yang diketahui berasal dari spesies Shomronella jordanica di Israel, yang hidup sekitar 130 juta tahun lalu, selama periode Cretaceous.
Kecebong yang ditemukan ini juga mengejutkan karena ukurannya. Dengan panjang sekitar 16 sentimeter dari moncong hingga ujung ekor, N. degiustoi jauh lebih besar daripada banyak spesies berudu yang ada saat ini, karena biasanya hanya beberapa sentimeter panjangnya.
Dalam dunia amfibi modern, kecebong besar seperti ini jarang ditemukan. Ketika ada, mereka cenderung menjadi dewasa dengan ukuran yang lebih kecil. Namun, N. degiustoi mempertahankan ukuran besar sepanjang hidupnya, mirip dengan katak banteng Amerika saat ini.
Tak hanya ukuran yang menarik, tetapi juga cara kecebong ini mencari makan. Dengan alat penyaring makanan yang terawetkan dalam kerangka tenggorokannya, N. degiustoi tampaknya juga memiliki kebiasaan makan yang mirip dengan kecebong modern, mengisap dan menyaring partikel makanan dari air.
Hal ini menegaskan bahwa strategi evolusi untuk menjadi kecebong penyaring makanan telah ada jauh lebih lama dari yang diperkirakan. (Science News/Z-2)
Para ilmuwan di Argentina telah menemukan sisa fosil yang terpelihara dengan sangat baik dari kecebong tertua.
Para ilmuwan dikejutkan penemuan seekor katak hidup di Ghats Barat, India, yang memiliki jamur dari genus Mycena tumbuh di kulitnya.
Perkembangan hewan ada tiga bagian yaitu perkembangan langsung, metamorfosis tidak sempurna, dan metamorphosis sempurna. Ingin tahu lebih jauh tentang perkembangan hidup hewan?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved