Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
PASUKAN pemerintah Suriah merebut distrik yang dikuasai kelompok pemberontak di pusat Kota Aleppo, Selasa (27/9) waktu setempat.
Namun, kesuksesan harus dibayar dengan kematian puluhan warga sipil dan tuduhan melakukan kejahatan perang.
Pekan lalu, sebelum serangan besar-besaran digelar, pasukan rezim Suriah telah merencanakan untuk merebut Aleppo, kota terbesar kedua di Suriah setelah Kota Damaskus.
Dengan dibantu serangan udara jet tempur pasukan pemerintah dan jet tempur pasukan Rusia, militer pemerintah akhirnya berhasil merebut Distrik Farafira di wilayah barat laut Aleppo.
"Setelah menetralkan (menewaskan) banyak teroris, unit-unit militer sekarang membersihkan daerah tersebut dari ranjau," kata seorang sumber di militer rezim kepada AFP.
Serangan terbaru tentara rezim kembali dilancarkan setelah beberapa hari serangan udara Suriah dan Rusia membombardir Kota Aleppo yang dikuasai pasukan kelompok pemberontak antipemerintah.
Serangan ke Aleppo dilakukan setelah kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Rusia dan Amerika Serikat (AS) runtuh, pekan lalu.
Serangan militer Suriah yang didukung jet tempur Rusia terhadap Aleppo dilaporkan menewaskan puluhan warga sipil.
Negara-negara Barat menuduh Rusia mungkin melakukan kejahatan perang, tetapi Moskow menyangkal hal itu.
NATO kutuk Rusia
Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengutuk serangan udara Rusia yang menimbulkan kerugian besar di kalangan sipil di Aleppo.
"Serangan-serangan mengerikan di Aleppo telah mengguncang kita semua, dan kekerasan dan serangan yang telah kita saksikan, secara moral benar-benar tidak dapat diterima dan merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional," kata Stoltenberg dalam konferensi pers di Bratislava.
Seorang koresponden AFP yang melaporkan dari timur Aleppo mengatakan serangan udara menghantam beberapa lingkungan secara bersamaan, termasuk di Al-Shaar, tempat sebuah bangunan lima lantai diratakan dengan tanah bersama dengan keluarga terjebak di dalam.
Seorang gadis muda tertimbun reruntuhan bangunan termasuk di antara korban tewas.
Ayahnya terguncang ketika petugas penyelamat mengangkat tubuh putrinya yang sudah tak bernyawa.
"Dia hanya tidur. Dia hanya tidur seperti biasanya," sang ayah berteriak histeris karena tidak sanggup menghadapi kenyataan.
Ia tidak menerima anaknya tewas mengenaskan.
Lembaga pemantau hak asasi di Suriah yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), mengungkapkan lebih dari 165 orang telah tewas akibat serangan udara Rusia dan rezim di Kota Aleppo sejak serangan udara dalam beberapa hari.
"Setidaknya 23 warga sipil, termasuk sembilan anak tewas pada Selasa (27/9) dalam serangan di lingkungan Al-Shaar dan Al-Mashhad (Kota Aleppo)," papar pihak SOHR.
Serangan gencar tentara Suriah dan Rusia telah menyebabkan ribuan warga di Aleppo yang terkepung mengalami kekurangan pangan dan kebutuhan dasar lainnya. (AFP/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved