Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEORANG penumpang meninggal dunia dan lebih dari 30 lainnya terluka dalam penerbangan Singapore Airlines dari London yang mengalami turbulensi parah. Pesawat Boeing 777-300ER tujuan Singapura tersebut dialihkan ke Bangkok, melakukan pendaratan darurat pada pukul 15:45 waktu setempat (08:45 GMT).
Data pelacakan penerbangan menunjukkan bahwa penerbangan SQ 321 turun 6.000 kaki (1.800m) dalam beberapa menit dari ketinggian jelajahnya setelah melintasi Teluk Benggala. Pesawat tersebut membawa 211 penumpang dan 18 kru, menurut pernyataan dari maskapai tersebut. Maskapai tersebut menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban yang belum disebutkan namanya.
Apa yang terjadi di dalam pesawat masih belum jelas. Salah satu penumpang, Dzafran Azmir, seorang mahasiswa 28 tahun, mengatakan bahwa pesawat tiba-tiba mulai "miring ke atas dan ada guncangan."
Baca juga : Jasa Raharja Jamin Korban Kecelakaan Bus Rosalia Indah Dapat Santunan
"Saya mulai bersiap-siap menghadapi apa yang terjadi, dan sangat tiba-tiba ada penurunan yang sangat dramatis sehingga semua orang yang duduk dan tidak memakai sabuk pengaman langsung terlempar ke langit-langit," kata Dzafran saat dikutip dari BBC.
"Beberapa orang terbentur kepala pada kabin bagasi di atas kepala dan membuat penyok, mereka membentur tempat lampu dan masker dan menembusnya."
Maskapai mengatakan bahwa 31 orang yang berada di dalam pesawat telah dibawa ke rumah sakit
"Penumpang dan kru yang tersisa sedang diperiksa dan diberikan perawatan yang diperlukan di Bandara Internasional Suvarnabhumi di Bangkok," tambahnya.
Maskapai juga bekerjasama dengan otoritas Thailand untuk memberikan bantuan medis kepada penumpang, dan mengirimkan tim ke Bangkok untuk memberikan bantuan tambahan yang diperlukan.
Pihak berwenang Thailand telah mengirim ambulans dan tim darurat ke Bandara Suvarnabhumi. Menteri Transportasi Singapura, Chee Hong Tat, mengatakan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan kepada penumpang dan keluarga mereka.
Baca juga : Pesawat Bawa Delapan Penumpang Jatuh di Jalan Malaysia, 10 Tewas
"Saya sangat sedih mendengar tentang insiden di penerbangan Singapore Airlines SQ321 dari London Heathrow ke Singapura," tulisnya dalam sebuah pernyataan di Facebook.
Turbulensi biasanya disebabkan oleh pesawat yang terbang melalui awan, tetapi ada juga turbulensi "udara jernih" yang tidak terlihat pada radar cuaca pesawat dan tidak dapat diprediksi.
"Cedera akibat turbulensi parah relatif jarang dalam konteks jutaan penerbangan yang dioperasikan. Namun, turbulensi parah dapat dramatis dan menyebabkan cedera parah atau dalam kasus ini, kematian," kata ahli penerbangan John Strickland.
Kru penerbangan juga dilatih bagaimana merespons turbulensi, tambahnya. "Bukan tanpa alasan bahwa maskapai menyarankan untuk tetap mengenakan sabuk pengaman dengan longgar sepanjang penerbangan, baik jarak jauh maupun dekat," tambahnya.
Penelitian telah menunjukkan bahwa perubahan iklim akan membuat turbulensi parah lebih mungkin terjadi di masa depan. (Z-10)
Penumpang Singapore Airlines menceritakan pengalaman mengerikan saat pesawat yang ditumpanginya mengalami turbulensi hebat.
Satu orang tewas dan beberapa lainnya terluka dalam penerbangan pesawat milik Singapore Airlines dari London, Inggris ke Singapura karean turbulensi
Geoff Kitchen, pria Inggris berusia 73 tahun, meninggal akibat diduga serangan jantung di dalam penerbangan Singapore Airlines yang mengalami turbulensi hebat.
Turbulensi, dapat menyebabkan pesawat mengalami perubahan ketinggian mendadak, terjadi ketika pesawat menghadapi arus udara yang kacau.
PM Singapura, Lawrence Wong, menyatakan rasa sedih dan terkejutnya terkait insiden penerbangan yang terjadi. Sedangkan Kemlu memastikan tidak ada WNI yang terlibat.
Jumlah penumpang pesawat adalah yang terbanyak dibanding dengan angkutan mudik lainnya, yakni kapal api, kapal laut dan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).
KEBIJAKAN perubahan pola operasi perjalanan Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, mengakibatkan penumpukan penumpang di stasiun tersebut.
Antrean panjang para calon penumpang yang menggunakan transportasi udara pun terjadi pada counter check in atau pemeriksaan tiket internasional.
PESAWAT Air Asia dari Australia tujuan Malaysia terpaksa harus kembali ke Australia setelah diserang burung pada saat lepas landas, insiden itu merupakan kali kedua dalam dua minggu terakhir.
Kebijakan ini pun diterapkan juga ke penumpang atau warga negara dari Filipina, India, Nepal dan Pakistan yang telah masuk kategori A1 terlebih dahulu.
Menteri Dalam Negeri Australia Karen Andrews mengatakan, ini akan mendukung pembukaan kembali perbatasan internasional Australia dengan aman.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved