SALJU menyelimuti wilayah Israel, Yordania, Libanon, juga Suriah, kemarin pagi.
Di Jerusalem, salju menumpuk setebal 25 sentimeter setelah badai salju besar menerpa wilayah perbukitan pada hari sebelumnya, sedangkan sekolah-sekolah ditutup dan pelayanan bus kota juga dibatasi.
Dua jalur utama menuju Jerusalem yang berada pada ketinggian 795 meter di atas permukaan laut juga ditutup. Penduduk pun diimbau tetap di rumah karena jalan-jalan berlapis es dan ditutup.
"Hujan salju turun di Jerusalem, sejauh ini setebal 25 sentimeter dan hujan salju diperkirakan terus turun sepanjang hari," kata Rinat Rehamim dari Badan Meteorologi Israel.
Kubah Masjid Al-Aqsa pun terlihat tertutup oleh salju dan anak-anak Palestina bermain bola salju di halamannya.
"Ini seperti keajaiban! Di tengah-tengah Jerusalem, kami bagaikan berada di Swiss," kata warga Jerusalem, Miriam Leibowitz, yang bermain bersama keluarganya di taman kota yang berselimutkan salju.
Salju juga menutupi Tepi Barat. Otoritas Palestina mengeluarkan peringatan agar warga tidak berkendara dan menghindari aktivitas di luar rumah jika tidak ada hal mendesak.
Salju juga dilaporkan turun di wilayah Gurun Negev, Israel, padahal itu jarang terjadi di sana. Di Yordania dan Libanon, jalan-jalan pun diblokade dan sekolah-sekolah ditutup akibat salju.
Pada Desember 2013, hujan salju lebat juga melanda wilayah Jerusalem. Hujan salju itu disebut merupakan yang paling lebat sejak salju melanda wilayah tersebut pada 1920.
Adapun pada 1920, ketebalan salju di Jerusalem mencapai 1 meter dan jalan penghubung Israel-Tepi Barat tertutup.
Sementara itu, di Gaza, hujan lebat yang sudah dimulai sejak Kamis (19/2) diperkirakan akan terus turun hingga akhir pekan ini. Di Mesir, angin kencang yang disertai hujan deras pun melanda, menyebabkan Pelabuhan El-Arish harus ditutup.