Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Presiden Iran akan Hadiri Pertemuan Puncak OKI di Saudi mengenai Gaza

Wisnu Arto Subari
07/11/2023 21:13
Presiden Iran akan Hadiri Pertemuan Puncak OKI di Saudi mengenai Gaza
Presiden Republik Islam Ebrahim Raisi (kanan) dan Perdana Menteri Irak Mohamed Shia al-Sudani berbicara pada konferensi pers bersama.(AFP/Kepresidenan Iran.)

PRESIDEN Iran Ebrahim Raisi diperkirakan menghadiri pertemuan puncak di ibu kota Arab Saudi pada Minggu untuk membahas perang Israel-Hamas. Seorang sumber yang mengetahui persiapan tersebut mengatakan itu kepada AFP pada Senin (7/11).

Itu akan menjadi kunjungan pertama Raisi ke kerajaan Teluk tersebut sejak kedua negara sepakat memulihkan hubungan diplomatik setelah tujuh tahun terputus. Kesepakatan itu ditengahi oleh Tiongkok dan diumumkan pada Maret.

KTT itu diselenggarakan oleh Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), blok beranggotakan 57 negara mayoritas Muslim yang berbasis di kota pesisir Jeddah, Saudi. Rencananya KTT berlangsung satu hari setelah pertemuan darurat para pemimpin Liga Arab mengenai perang, juga di ibu kota Saudi, Riyadh.

"Presiden Raisi akan menghadiri pertemuan puncak OKI di Riyadh," kata sumber yang mengetahui rencana pertemuan tersebut kepada AFP tanpa mau disebutkan namanya karena tidak berwenang menyampaikan rencana tersebut kepada media.

OKI telah berulang kali menentang serangan terhadap warga sipil di Gaza. Israel berusaha melenyapkan Hamas sebagai respons terhadap serangan kelompok militan tersebut pada 7 Oktober.

Raisi dan penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, mengadakan panggilan telepon pertama mereka pada 12 Oktober. Keduanya menyuarakan dukungan untuk perjuangan Palestina dan, menurut kantor berita Iran, IRNA, membahas, "Perlunya mengakhiri kejahatan perang melawan Palestina."

Arab Saudi terlibat dalam diskusi yang ditengahi oleh Amerika Serikat mengenai kemungkinan normalisasi. Iran telah lama memberikan dukungan finansial dan militer untuk Hamas.

Para pejabat Saudi sangat khawatir tentang kemungkinan meluasnya perang yang dapat menggagalkan agenda reformasi Visi 2030 dari Pangeran Mohammed bin Salman. Agenda ini bertujuan mengalihkan eksportir minyak mentah terbesar di dunia itu dari bahan bakar fosil. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya