Pelaku Penikaman bukan Muslim, Biden Enggan Sebut Teroris

Cahya Mulyana
17/10/2023 09:50
Pelaku Penikaman bukan Muslim, Biden Enggan Sebut Teroris
Presiden AS Joe Biden(AFP/ANDREW CABALLERO-REYNOLDS)

PELABELAN teroris terhadap warga Muslim oleh negara-negara yang dipimpin Amerika Serikat (AS) terus dijaga. Presiden AS Joe Biden telah mencontohkannya dalam kasus penikaman yang menimpa anak laki-laki Muslim di Illinois.

Karena korbannya Muslim, maka kasus ini disebut sebagai tindakan kebencian, bukan teror dan pelakunya tidak dicap teroris. Berbeda dengan kasus serupa di Prancis ketika seorang Muslim menikam seorang guru, tidak sampai meninggal, tetapi langsung dicap teroris.

Biden mengutuk pembunuhan seorang anak laki-laki Muslim berusia enam tahun itu sebagai tindakan kebencian yang mengerikan. Pelakunya tersulut perang antara Israel dan Palestina.

Baca juga: Biden Besok Kunjungi Israel

Anak tersebut ditikam sebanyak 26 kali oleh pelaku pada Sabtu dan kemudian meninggal di rumah sakit. 

"Sementara ibunya yang berusia 32 tahun juga terluka namun selamat," kata Kantor Sheriff Will County di Illinois dalam sebuah pernyataan.

Kedua korban dalam serangan brutal ini menjadi sasaran pelaku karena diketahui beragama Islam. Biden, dalam sebuah pernyataan, menegaskan bahwa perempuan tersebut, ibu dari anak laki-laki yang tewas itu, keluarga Muslim Palestina yang datang ke Amerika untuk mencari perlindungan untuk hidup, belajar, dan berdoa dalam damai.

Baca juga: Blinken : Israel Siap Buka Koridor Kemanusiaan di Gaza, Palestina

“Tindakan kebencian yang mengerikan ini tidak memiliki tempat di AS dan bertentangan dengan nilai-nilai fundamental kita,” tambah Biden.

Dia menyerukan warga AS untuk bersatu dan menolak Islamafobia serta segala bentuk kefanatikan dan kebencian. Pihak berwenang mengatakan perempuan itu berhasil menelepon 911 saat dia melawan pemilik rumah, yang oleh kantor sheriff disebut sebagai Joseph Czuba, 71 tahun.

“Deputi menemukan dua korban di dalam kediaman, di kamar tidur. Kedua korban mengalami beberapa luka tusuk di dada, badan, dan ekstremitas atas,” kata pernyataan sheriff.

Sebuah pisau bergerigi bergaya militer dengan mata pisau berukuran tujuh inci ditarik dari perut anak laki-laki tersebut selama otopsi. 

Ketika polisi tiba, mereka menemukan Czuba duduk di tanah dekat jalan masuk kediamannya dengan luka robek di dahinya. Dia dibawa ke rumah sakit untuk perawatan sebelum didakwa melakukan pembunuhan, percobaan pembunuhan, dan dua tuduhan kejahatan rasial.

“Dia mengetuk pintu dan berusaha mencekiknya, dan berkata, kalian Muslim harus mati,” kata Ahmed Rehab, kepala kantor Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) Chicago, mengutip pesan teks yang dikirim oleh Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) di Chicago.

"Serangan itu adalah mimpi terburuk kami,” kata CAIR dalam sebuah pernyataan.

Israel mengumumkan perang terhadap Hamas, Minggu lalu, sehari setelah gelombang pejuang kelompok militan tersebut menerobos perbatasan yang dijaga ketat dan menembak, menikam, dan membakar hingga tewas lebih dari 1.400 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.

Pengemboman tanpa henti yang terjadi setelahnya telah meratakan lingkungan sekitar dan menyebabkan hampir tiga ribu orang tewas di Jalur Gaza, mayoritas warga sipil Palestina. (AFP/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya