Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) 2023 kembali digelar dengan semangat memperkuat kerjasama dan pemahaman antar umat beragama di Asia Tenggara. Dengan tema Strengthening interfaith outreach and partnership through digital platforms, AYIC tahun ini menekankan pentingnya memanfaatkan teknologi digital dalam membangun jembatan pemahaman dan toleransi.
Hotel Atanaya, Kuta, Bali menjadi saksi kolaborasi pemuda dari negara-negara anggota ASEAN. Tak hanya itu, pemuda lokal dari Universitas Primakara juga turut serta, memperkaya diskusi dengan perspektif lokal yang otentik.
Dalam sesi diskusi panel bertajuk The Importance of Interfaith Understanding Towards Peaceful Co-Existence and Prosper Communities, para narasumber seperti Arienne Louise Calingo, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet, dan KH Abdul Aziz berbagi wawasan terkait peran komunitas dan pemimpin lokal dalam menjaga kohesi masyarakat.
Baca juga: Makassar Tuan Rumah Forum ASEAN untuk Penyandang Disabilitas
Sementara itu, Tenaga Ahli Menpora Bidang Diaspora dan Kepemudaan, Hamdan Hamedan, mengangkat potensi platform digital dalam memperkuat harmoni antar umat beragama lintas komunitas bahkan negara.
Raden Isnanta, Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora, mengingatkan pentingnya Bhinneka Tunggal Ika dalam sambutannya. "Indonesia, dengan keragaman suku, agama, dan rasnya, menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekuatan untuk hidup berdampingan dengan damai," ujarnya.
Salah satu inovasi AYIC tahun ini adalah pemanfaatan platform digital dalam menciptakan konten yang mendukung toleransi. Para delegasi, dalam kelompok-kelompok kreatif mereka, berkolaborasi menciptakan konten untuk media sosial seperti Instagram dan X. Konten-konten ini diharapkan menjadi instrumen efektif dalam mempromosikan perdamaian dan rasa saling menghormati di tengah masyarakat.
Baca juga: ASEAN Sepakati Pedoman Antihoaks Usulan Indonesia
AYIC 2023 yang digelar 22-26 September 2023, menegaskan kembali komitmen pemuda ASEAN untuk menjadi pelopor perdamaian dan toleransi di kawasan ini. Dengan bantuan teknologi digital, harapan untuk Asia Tenggara yang lebih damai dan inklusif semakin nyata. (Z-6)
Aksi pemuda menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 jadi kunci penting dalam percepatan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Kegiatan lokakarya ini merupakan bagian dalam program eMpowering Youths Across ASEAN (eYAA): Angkatan ke-5, yang diselenggarakan di Universitas Chulalongkorn, Bangkok, Thailand.
Perayaan HUT ke-52 KNPI ini menjadi titik konsolidasi penting dalam menegaskan peran strategis pemuda sebagai garda depan perubahan dan pembangunan nasional.
Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa menekankan pentingnya festival ini sebagai ruang ekspresi bagi generasi muda.
PT Astra Agro Lestari mendorong peran pemuda dalam mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kawasan perkebunan kelapa sawit.
Saat ini semakin banyak desa yang memanfaatkan dana desa untuk pembangunan sarana olahraga dan ruang kreatif pemuda.
GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi menekankan pentingnya pemulihan harmoni sosial di tengah masyarakat Cidahu, Sukabumi, setelah insiden perusakan rumah yang diduga dijadikan tempat ibadah.
Tidak hanya karena secara geografis wilayahnya berbukit-bukit dengan ketinggian 760 meter di atas permukaan laut (mdpl), tetapi juga karena desa itu tak ubahnya Indonesia mini dengan beragam agama.
BUPATI Intan Jaya, Papua Tengah, Aner Maisini mengungkapkan Hari Raya Idul Adha merupakan momen untuk memperkuat solidaritas dan toleransi umat beragama.
"Setiap ada hari besar keagamaan, warga tanpa memandang keyakinan dan namanya berkumpul, saling pengucapan selamat," jelas Kepala Dusun Thekelan Agus Supriyo.
Dialog antaragama merupakan sarana yang sangat penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan daya kritis, membangun hubungan antaragama yang baik dan bermakna.
Toleransi, katanya, adalah kata yang paling sering terdengar tapi terkadang bisa berbalik menjadi penyebab tindakan-tindakan intoleran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved