Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERTEMPURAN di Sudan membara terjadi dalam ibu kota Khartoum pada Rabu (10/5). Pertempuran antara tentara Sudan dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) juga terjadi di Omdurman dan Bahri di dekatnya.
Tentara yang dipimpin oleh Abdel-Fattah Burhan menggunakan serangan udara sejak Selasa (9/5) untuk mengusir RSF dari ketiga kota tersebut. RSF, yang dipimpin oleh Mohammed Hamdan Dagalo, terus melakukan pemberontakan terhadap pemerintah.
Menurut Armed Conflict Location and Event Data Project yang berbasis di Amerika Serikat, lebih dari 750 orang tewas akibat kekerasan di Sudan dan lebih dari 5.000 orang juga terluka. Komite Medis Sudan melaporkan pertempuran di Kosti yang terletak sekitar 300 kilometer (186 mil) di sebelah selatan ibu kota.
Baca juga: 15 WNI di Sudan Diangkut Pakai Pesawat Militer Arab Saudi
Laporan media lokal Sudan mengatakan bahwa 25 orang tewas di Sudan selatan di tengah bentrokan antarsuku. Tidak jelas kekerasan tersebut terkait dengan konflik antara Angkatan Darat dan RSF.
Program Pangan Dunia PBB (WFP) memperingatkan pada Rabu bahwa konflik yang berkepanjangan dapat menyebabkan jutaan orang lagi kelaparan di Sudan. WFP mengatakan tambahan 2-2,5 juta orang di Sudan diperkirakan kelaparan dalam beberapa bulan ke depan di tengah meningkatnya kerawanan pangan.
Baca juga: DK PBB Gelar Rapat Tertutup Bahas Krisis Sudan
Direktur eksekutif WFP, Cindy McCain, mengatakan bahwa pengiriman bantuan ke Sudan sangat sulit. Kantor-kantor WFP dijarah dan hampir 25% makanan WFP dicuri.
Sementara itu, pembicaraan politik antara kedua belah pihak terus berlanjut di Arab Saudi. AS mengatakan bahwa mereka sangat optimis bahwa gencatan senjata kemanusiaan sementara akan tercapai.
"Tujuan kami dalam pembicaraan ini sangat sempit. Pertama, mendapatkan kesepakatan mengenai deklarasi prinsip-prinsip kemanusiaan dan gencatan senjata yang cukup lama untuk memfasilitasi pengiriman layanan yang sangat dibutuhkan," ujar pejabat Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland kepada para anggota parlemen di Senat AS.
Pembicaraan di kota pelabuhan Jeddah, Arab Saudi, merupakan yang pertama kali dilakukan sejak pertempuran pertama kali meletus di Sudan pada 15 April. Krisis di Sudan menimbulkan risiko besar bagi negara-negara lain di wilayah Sahel, seperti negara tetangga Chad. (Z-2)
PENGUASA militer Sudan menghadapi tekanan berat dari pengunjuk rasa dan pemerintah Barat, untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sipil yang baru.
KONFLIK antara pengunjuk rasa dari warga sipil melawan penguasa militer terbaru di Sudan mulai memanas.
PENGUASA militer Sudan, Kamis (16/5), menangguhkan pembicaraan penting dengan para pemrotes tentang pemerintahan sipil.
PASUKAN keamanan Sudan menyerang kamp protes di ibu kota. Akibatnya sekitar 13 orang tewas dalam insiden tersebut.
PENGUASA militer Sudan, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan mengatakan militer telah memutuskan untuk membatalkan kesepakatan dengan para pengunjuk rasa.
Enam puluh orang tewas dalam penumpasan dua hari terhadap para demonstran Sudan yang dilakukan oleh pasukan militer dan paramiliter Sudan.
Diketahui ada sekitar 1.200 WNI yang berada di Sudan saat ini, sebanyak 800 diantaranya adalah mahasiswa. Keamanan mereka terancam karena konflik antara militer dan milisi Sudan.
PERANG saudara masih berkecamuk di Sudan. Pertempuran antara militer dan kelompok paramiliter yang disebut Pasukan Pendukung Cepat (RSF) meletus sejak Sabtu, (15/4).
Para mahasiswa WNI mengatakan hingga Selasa, (18/4) suara ledakan terus menggema di telinga warga ibu kota Sudan, Khartoum.
Sejauh ini situasi keamanan di Sudan belum kondusif untuk mengevakuasi sebanyak 1.209 WNI ke tempat lebih aman termasuk ke Tanah Air.
PERWAKILAN pemerintah Republik Indonesia mengevakuasi 15 WNI ke Safe House di Kantor KBRI Khartoum karena kondisi perang saudara di Sudan.
JEPANG mempersiapan proses evakuasi warganya dari Sudan, setelah gagalnya gencatan senjata yang diinisiasi oleh Amerika Serikat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved