Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
ISRAEL memperkuat hambatan bagi warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza yang diblokade untuk mencari perawatan medis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan itu dalam laporan yang diterbitkan Selasa (10/5).
Berjudul Hak atas Kesehatan, laporan itu menemukan banyak contoh pada 2019-2021. Hambatan itu berupa pembatasan keamanan dengan menunda atau mencegah warga Palestina di dua wilayah terpisah untuk menerima perawatan medis.
WHO menyerukan Israel untuk mengakhiri penundaan sewenang-wenang dan penolakan izin untuk pasien Palestina di seluruh Tepi Barat dan Gaza yang diduduki. WHO mengatakan hanya 65% permohonan bagi pasien di Gaza untuk meninggalkan daerah kantong pantai yang disetujui oleh Israel. Padahal, ambulans menghadapi waktu tunggu rata-rata 68 menit di persimpangan Erez antara Israel dan Gaza.
Baca juga: Ribuan Warga Israel Tinggalkan Rumah usai Penyerangan Gaza
COGAT, badan kementerian pertahanan Israel yang mengawasi urusan sipil di wilayah pendudukan, tidak segera menanggapi permintaan komentar atas laporan tersebut. Israel telah menduduki Tepi Barat sejak Perang Enam Hari 1967. Gaza berada di bawah blokade Israel yang secara ketat mengontrol lalu lintas orang dan barang.
Israel mengoperasikan rezim izin yang ketat untuk warga Palestina yang ingin meninggalkan wilayah itu untuk perawatan kesehatan. WHO menyatakan keprihatinannya atas 385 interogasi oleh pasukan keamanan Israel terhadap pasien dan rekan mereka yang meninggalkan Jalur Gaza dalam periode yang dicakup.
Baca juga: Siapakah Jihad Islam dan Mengapa Israel Menargetkannya?
Ambulans, imbuh laporan WHO, sering kali tidak dapat melewati pos pemeriksaan sehingga pemindahan pasien dari ambulans Palestina ke ambulans Israel dapat ditunda. WHO juga meminta Israel untuk memfasilitasi masuknya semua obat-obatan penting dan pasokan medis ke Jalur Gaza yang miskin.
Israel melarang pengiriman barang ke Gaza yang dianggap dapat digunakan untuk tujuan militer sebagai bagian dari blokade yang diberlakukan sejak kelompok bersenjata Hamas mengambil alih kekuasaan pada 2007. Sejumlah besar pasokan medis, seperti suku cadang untuk mesin sinar-X dan pemindai CT, termasuk dalam kategori penggunaan ganda ini, menyebabkan kekurangan alat di rumah sakit di Gaza. Sekitar 2,9 juta warga Palestina tinggal di Tepi Barat, dan sekitar 2,3 juta di Gaza. (Z-2)
PERDANA Menteri Kanada Mark Carney mengumumkan bahwa negaranya berencana untuk mengakui Negara Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia kembali menekankan pentingnya rencana politik yang adil dan menyeluruh dengan solusi dua negara, Israel dan Palestina.
PEMERINTAH Tiongkok mendukung rencana Prancis untuk menyampaikan pengakuan atas kedaulatan Palestina dalam sidang Majelis Umum PBB pada September 2025.
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron mengumumkan negaranya akan secara resmi mengakui Negara Palestina dalam Sidang Majelis Umum PBB pada September.
Indonesia mengutuk keras tindakan sepihak Zionis Israel untuk memaksakan kedaulatan terhadap wilayah Tepi Barat yang mereka jajah sebagaimana yang disetujui parlemen Israel itu.
SELAMA 21 bulan genosida di Jalur Gaza, Palestina, sekitar 70 persen infrastruktur hancur, menyisakan wilayah tersebut tertimbun jutaan ton puing dan tenggelam dalam gelap.
WFP PBB mengatakan hampir sepertiga penduduk Gaza harus menahan lapas.
Donald Trump mengisyaratkan dukungan untuk eskalasi militer Israel di Gaza.
Prancis jadi negara berkekuatan besar pertama di Eropa yang menyatakan secara terbuka niatnya mengakui Palestina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved