Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PENGADILAN Filipina membebaskan pemenang Hadiah Nobel Kebebasan Berekspresi Maria Ressa dan media daring dari empat tuduhan penggelapan pajak.
Ressa, yang memenangkan Nobel bersama jurnalis Rusia Dmitry Muratov pada 2021, masih menghadapi tiga kasus kriminal, termasuk tuduhan pencemaran nama baik dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara.
"Hari ini, fakta menang. Kebenaran menang," kata Ressa usai mendengarkan putusan tersebut, di luar ruang sidang Pengadilan Manila, dilansir dari AFP, Rabu (18/1).
Pemerintah Filipina melaporkan tuduhan itu bahwa dia dan Rappler (situs berita) menghindari pajak dalam penjualan obligasi pada 2015 kepada investor asing.
"Tuduhan ini bermotif politik. Kami dapat membuktikan bahwa Rappler bukanlah penghindar pajak," tambahnya.
Pria berusia 59 tahun itu telah berjuang melawan serangkaian kasus yang menurut advokat media.
Kasus ini diajukan karena kritiknya terhadap mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte atas perang narkoba yang merenggut ribuan nyawa.
Baca juga: Jenderal AS dan Ukraina Bertemu Bahas Strategi Hadapi Rusia
Ressa dan Muratov dianugerahi Nobel 2021 atas upaya mereka untuk menjaga kebebasan berekspresi. Terlepas dari keputusan tersebut, masa depan Rappler, yang didirikan Ressa sekitar satu dekade lalu, masih belum pasti.
Pasalnya perusahaan medianya itu masih tersangkut dugaan pelanggaran aturan Komisi Sekuritas dan Bursa Filipina karena diduga melanggar konstitusi tentang kepemilikan asing di media.
Rappler dituduh mengizinkan orang asing untuk mengambil kendali situs web melalui penyimpanan data di perusahaan induknya Rappler Holdings.
Kasus ini muncul dari investasi pada 2015 oleh Jaringan Omidyar yang berbasis di Amerika Serikat, yang didirikan oleh pendiri eBay, Pierre Omidyar. Jaringan Omidyar kemudian mengalihkan investasi di Rappler ke manajer lokal situs tersebut untuk mencegah upaya Duterte untuk menutupnya.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos mengatakan pada September dia tidak akan ikut campur dalam kasus Ressa.
Tak lama setelah Marcos menjabat, Ressa kalah dalam banding pada 2020 atas pencemaran nama baik dunia maya.
Masalah bagi Ressa dan Rappler dimulai pada 2016, ketika Duterte berkuasa dan melancarkan perang narkoba yang menewaskan lebih dari 6.200 orang dalam operasi anti-narkotika polisi.
Kelompok HAM memperkirakan puluhan ribu tewas atas kebijakan tersebut. Rappler adalah salah satu media dalam dan luar negeri yang menerbitkan gambar-gambar mengejutkan dari pembunuhan dan mempertanyakan dasar hukum tindakan keras tersebut.
Penyiar lokal ABS-CBN juga kritis terhadap Duterte sehingga kehilangan lisensi izin penerbitan. Sementara Ressa dan Rappler menanggung serangkaian tuduhan kriminal, penyelidikan, dan serangan dunia maya.
Namun Duterte kala itu dia mengatakan tidak ada hubungannya dengan kasus apapun terhadap Ressa. (AFP/Cah/OL-09)
Salah satu perbedaan utama kuliner Malaysia dan Filipina yang ditemui Erwan Huessaff adalah dalam penggunaan rempah-rempah dan intensitas rasa.
Kopi Kenangan menggunakan biji kopi dari Dampit (Malang), Sidikalang (Sumatera Utara), Gayo (Aceh), dan Kintamani (Bali) untuk membuat espreso.
Filipina merupakan negara dengan kekayaan kuliner hasil perpaduan berbagai budaya.
Kontak dagang ini ditandai dengan kesepakatan ekspor kopi specialty asal Kabupaten Bandung ke Filipina sebanyak tiga kontainer.
KEMENANGAN jadi hal yang tidak bisa ditawar Persija Jakarta saat menjamu wakil Filipina
Ia menegaskan, perfoma Egy Maulana Vikri dkk. semakin menanjak, apalagi setelah Garuda Muda menang dari laga uji coba melawan timnas U-23 Iran
Brigjen Pol. Trunoyudo mengimbau seluruh masyarakat untuk menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Jimmy Lai Chee-ying, 72, dipenjara karena perannya dalam mengorganisir dan berpartisipasi dalam protes pro-demokrasi yang mengguncang Hong Kong pada 2019.
Direktur Eksekutif Committee to Protect Journalists, Joel Simon mengatakan bahwa memenjarakan para jurnalis karena melaporkan berita adalah ciri rezim otoriter.
Tiongkok menjadi negara yang paling banyak menjebloskan wartawan ke penjara dengan 127 wartawan.
Komisi Hak Asasi Manusia PBB meminta Vietnam untuk membebaskan empat aktivis yang dipenjara selama 10 tahun karena dituduh menyebarkan propaganda anti-negara.
Selebritas Myanmar Paing Takhon turut menentang kudeta militer dan membela tokoh demokrasi Aung San Suu Kyi yang terpilih secara demokratis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved