Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Taiwan Rekrut 200 Tentara Perempuan

Cahya Mulyana
18/1/2023 10:00
Taiwan Rekrut 200 Tentara Perempuan
Ilustrasi: tentara perempuan Taiwan.(Sam Yeh / AFP)

Pemerintah Taiwan mengizinkan perempuan untuk mengikuti pelatihan pasukan cadangan guna memperkuat pertahanan nasional dalam mengantisipasi ancaman Tiongkok. Jika benar-benar terwujud, ini akan menjadi kali pertamanya pulau itu mengikutsertakan perempuan dalam pasukan mereka.

Taiwan, pulau yang memerintah sendiri secara demokratis, hidup di bawah ketakutan konstan akan terjadinya invasi Tiongkok. Pasalnya, Beijing mengklaim pulau tersebut sebagai bagian dari wilayahnya yang dapat diambil jika diperlukan.

Kementerian Pertahanan Taiwan berencana mengizinkan sekitar 200 tentara perempuan untuk mendaftar dalam pelatihan cadangan sukarela mulai kuartal kedua 2023. Hal ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan pasukan cadangan secara keseluruhan.

"Ini adalah tahun pertama untuk memasukkan perempuan ke dalam pelatihan cadangan," kata Mayor Jenderal Yu Wen-cheng dari Badan Mobilisasi Pertahanan Seluruh Kementerian.

"Kami akan merencanakan kapasitas pelatihan sesuai dengan jumlah pelamar," sambung mereka.

Program sukarela ini bertujuan memperkuat efektivitas pelatihan ulang pasukan cadangan dalam keterampilan tempur untuk membantu meningkatkan kemampuan tempur pasukan cadangan.

Saat ini, hanya pria Taiwan yang diwajibkan melakukan wajib militer dan pelatihan cadangan, meski perempuan juga diperbolehkan menjadi sukarelawan untuk bertugas di angkatan bersenjata.

Banyak analis militer mendesak Taiwan berbuat lebih banyak dalam meningkatkan pasukan cadangannya dan mempersiapkan penduduk sipil di bidang pertahanan, termasuk mengizinkan lebih banyak perempuan untuk berlatih.

Bulan lalu, Taiwan mengumumkan rencana meningkatkan wajib militer bagi pria menjadi satu tahun, naik dari sebelumnya empat bulan. Sementara beberapa anggota parlemen Taiwan telah mengusulkan memasukkan perempuan ke dalam sejumlah layanan wajib.

Presiden Tsai Ing-wen, presiden perempuan pertama Taiwan, mengatakan bahwa perpanjangan dinas militer diperlukan demi memastikan cara hidup demokratis bagi generasi mendatang.

"Tidak ada yang menginginkan perang, tapi rekan senegaraku, perdamaian tidak akan jatuh dari langit," ujarnya.

Taiwan dan Tiongkok berpisah pada akhir Perang Saudara di tahun 1949. Tsai mengatakan, menjadi bagian dari Tiongkok merupakan sesuatu yang tidak dapat diterima oleh warga Taiwan. (AFP/OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya