Headline
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.
TIONGKOK sudah mulai bergeliat kembali setelah gelombang covid-19 varian omikron kembali menyerang Negeri Tirai Bambu tersebut. Dengan kondisi tersebut menjadi lampu hijau bagi masyarakat untuk melakukan perjalanan dalam dan luar negeri di tambah adanya rencana pembebasan karantina bagi pelancong dari luar negeri yang masuk ke Tiongkok.
WNI yang berdomisili di Beijing, Rudy, 35, menjelaskan kondisi di sudah lebih baik bahkan sudah banyak kantor, restoran, dan ruang publik yang kembali dibuka untuk umum.
Baca juga: 1.668 Jurnalis Terbunuh dalam 20 Tahun Terakhir
"Kondisi pandemi naik bulan lalu yakni Desember 2022 di Beijing soalnya longgar tidak ada pembatasan sama sekali sehingga mau tidak mau banyak yang kena tapi sekarang Beijing sudah kembali normal sudah kembali padat di mana-mana," kata Rudy kepada Media Indonesia, Sabtu (7/1).
Masyarakat di Tiongkok sudah tidak lagi diwajibkan memakai masker di tempat terbuka namun di tempat-tempat umum seperti transportasi umum, rumah sakit, tempat wisata yang banyak dikunjungi orang masih memakai masker tapi tidak begitu ketat. Pelonggaran dirasakan ketika memasuki mall atau supermarket wajib memberikan kode kesehatan tapi sekarang tidak lagi atau bebas.
Sehingga rencana pemerintah setempat melakukan pembebasan karantina per 8 Januari 2023 bagi wisatawan asing yang masuk ke Tiongkok selaras dengan kondisi saat ini yang sudah lebih baik dan ekonomi yang kembali bergeliat.
"Katanya mulai 8 Januari yang masuk ke Tiongkok tidak perlu karantina lagi tapi wajib menunjukkan hasil tes negatif PCR maksimal 48 jam berarti sebelum terbang ya, kalau negatif bisa langsung masuk ke Tiongkok gitu jadi tidak perlu karantina sama sekali. Dan ketika sampai di China tidak perlu lagi tes PCR," ujarnya.
Penerbangan internasional sudah mulai kembali beroperasi per 8 Januari secara bertahap, dan ketika dibuka pengurusan paspor dimulai lagi. Sebelumnya penerbitan pengurusan paspor baru sedikit sulit mengurusnya untuk warga negara Tiongkok. "Tapi sekarang sudah dibuka banyak yang mau jalan-jalan ke luar negeri mungkin urus paspor ini itu gitu," ucapnya.
Respon masyarakat Tiongkok yang ingin liburan ke luar negeri tersebut sayangnya terbentur dengan kebijakan 16 negara yang melakukan pengetatan bahkan pelarangan seperti yang dilakukan Maroko.
Rudy menyayangkan keputusan setiap negara yang mempersulit masuknya WN Tiongkok, menurutnya varian yang ada di Tiongkok juga sudah ada di banyak negara seperti varian omikron subvarian XBB, sehingga bukan varian baru lagi, jika harus karantina, tes PCR dan sebagainya diharapkan tidak perlu lagi karena virus sudah ada.
"Di Tiongkok belum ditemukan varian baru lagi. Subvarian XBB itu di Shanghai, di Beijing maaf saya lupa tapi varian lama jadi bukan varian baru," ucapnya.
Anak muda di Tiongkok yang terpapar covid-19 disebut kebanyakan mengalami gejala ringan hanya beberapa hari demam dan istirahat di rumah namun rata-rata sudah sembuh.
"Saya ada traveling ke luar Beijing, Hainan, dan provinsi Guangdong traveling sudah normal ya jadi kalau naik pesawat tidak perlu PCR juga jadi menurut saya sudah normal. Tapi kita lihat Chinese New Year (hari raya Imlek) sudah mudik dan ramai lagi tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang dibatas dan sekarang juga tidak dibatasi mungkin 1-2 Minggu ke depan lebih ramai lagi," ungkapnya.
Sementara itu di kondisi covid-19 Jepang dilihat juga sudah mulai normal, hal tersebut disampaikan oleh Juwita Tsuji, 33, yang menetap di Kota Chigasaki Prefektur Kanagawa.
"Kondisi sama saja ya, mungkin di data tinggi, tapi kondisi di lapangan sehari-hari biasa saja tidak lebih sepi bahkan rama apalagi libur tahun baru," tutur Juwita.
Sehingga respon masyarakat sekitar pun stabil tidak ada gejolak apa pun. Bahan makanan pokok tersedia tidak seperti lockdown sebelumnya.
"Respon masyarakat juga tidak ada perbedaan terkait peningkatan covid-19 saat ini baik di masyarakat Jepang nggak ada perbedaan," jelasnya.
Namun masyarakat tetap patuh memakai masker di ruang terbuka dan protokol kesehatan yang masih dilanjutkan oleh masyarakat Jepang.
Pemerintah setempat juga tetap memperhatikan pandemi ini bahkan pemerintah setempat sangat perhatikan warganya yang belum melakukan vaksin. Setiap warga diingatkan untuk melakukan vaksin satu per satu, baik vaksin reguler maupun booster. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved