Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
NEGARA-NEGARA di dunia, Senin (19/12), mencapai kesepakatan bersejarah untuk membalikan perusakan lingkungan yang telah berlangsung selama puluhan tahun yang mengancam spesies dan ekosistem dunia.
Setelah KTT biodiversitas COP15 yang berlangsung maraton di Montreal memasuki masa-masa kritis, ketua pertemuan, Menteri Lingkungan Hidup Tiongkok Huang Runqui menyatakan telah dicapai kesepakatan dan mengetuk palu, memicu sambutan gemuruh.
"Kita akhirnya mulai berdamai dengan alam," ujar Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengenai kesepakatan itu.
Baca juga: Dukungan AS untuk FOLU Net Sink 2030 Indonesia Segera Ditindaklanjuti
Kepala Uni Eropa Ursula von der Leyen menyebut kesepakatan itu sebagai dasar bagi aksi global terkait biodiversitas, melengkapi Kesepakatan Iklim Paris.
Adapun Amerika Serikat (AS) memuji kesepakatan itu dan mengapresiasi peran Tiongkok. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price menyebut kesepakatan itu sangat menyeluruh dan ambisius.
Presiden AS Joe Biden mendukung kesepakatan itu dan meluncurkan rencana 30 by 30 di dalam negeri meski AS tidak ambil bagian dalam konvensi biodiversitas itu karena ditentang oleh Partai Republik di Kongres AS.
Setelah negosiasi alot selama empat tahun, lebih dari 190 negara mendukung kesepakatan yang diajukan Tiongkok demi menyelamatkan daratan, laut, dan spesies dari polusi serta krisis iklim.
"Kita memegang paket yang saya rasa bisa membimbung kita bekerja bersama untuk membalikkan kehilangan biodiversitas dan membawa biodiversitas ke jalur yang akan menguntungkan semua warga dunia," tegas Huang.
Kesepakatan itu menetapkan 30% dari wilayah Bumi sebagai wilayah dilindungi pada 2030, menggelontorkan dana sebesar US$30 miliar per tahun untuk bantuan konservasi bagi negara berkembang, dan menghentikan kepunahan dari spesies-spesies yang terancam punah. (AFP/OL-1)
Indonesia, dengan proposal bertajuk REDD+ Results-Based Payment (RBP) untuk Periode 2014-2016 telah menerima dana dari Green Climate Fund (GCF) sebesar US$103,8 juta.
KLH/BPLH resmi meluncurkan konsep Adipura Baru, sistem evaluasi pengelolaan sampah nasional yang menekankan pendekatan tegas, objektif, dan terintegrasi.
Pantai Ungkea, yang merupakan salah satu kawasan wisata dan habitat alami di Morowali Utara, menjadi fokus utama pembersihan dari sampah plastik dan berbagai jenis sampah lainnya.
DI tengah krisis iklim yang kian nyata dan ketidakadilan sistemis terhadap perempuan yang terus menganga, Indonesia membutuhkan lebih dari sekadar kepemimpinan yang cerdas dan tegas.
Ketika wilayah jelajah buaya menyempit akibat alih fungsi lahan dan pembangunan permukiman, buaya cenderung masuk ke lingkungan manusia untuk mencari makan.
PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) menyelenggarakan serangkaian kegiatan lingkungan bertema Beat Plastic Pollution atau Hentikan Polusi Plastik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved