Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
POLISI Prancis, Minggu (25/9), menggunakan gas air mata dan taktik antikerusuhan untuk mencegah ratusan demonstran di Paris mendekati Kedutaan Besar Iran.
Demonstran berkumpul di Paris di hari kedua secara beruntun untuk memprotes tewasnya Mahsa Amini, setelah perempuan itu ditangkap polisi moral Iran, pekan lalu.
Aksi demonstrasi itu berawal damai di Lapangan Trocadero di pusat kota. Para demonstran meneriakan kecaman terhadap pemerintah Iran dan pemimpin besar Republik Islam itu, Ayatollah Ali Khamenei.
Baca juga: Abaikan Ancaman Pemerintah, Demonstrasi di Iran Berlanjut untuk Malam Kesepuluh
Namun, polisi antihuru-hara menutup jalan saat para demonstran bergerak menuju kedutaan besar Iran. Polisi kemudian menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Kepolisian Paris mengonfirmasi penggunaan gas air mata dengan mengatakan sejumlah demonstran berhasil menembus barikade yang ditempatkan di dekat kedutaan Iran.
Sekitar 4 ribu orang ambil bagian dalam aksi demonstrasi di Paris tersebut.
Penggunaan gas air mata itu memicu kemarahan para aktivis yang sebelumnya sudah kesal karena Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu dan berjabat tangan dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB, pekan lalu.
"Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan aksi demonstrasi di Paris demi melindungi Kedubes Iran," cicit aktivis Iran yang bermukim di Amerika Serikat (AS) Masih Alinejad.
"Di saat yang sama, Emmanuel Macron berjabat tangan dengan presiden Iran," lanjutnya.
Para demonstran meneriakan yel-yel yang sama dengan yang digunakan para demonstran di Iran seperti 'zan, zendegi, azadi (perempuan, kehidupan, dan kebebasan) serta yel yang sama dalam bahasa Kurdi, 'jin, jiyan, azadi."
"Melihat apa yang terjadi, kami, warga Iran bersatu," tegas Nina, warga Prancis berdarah Iran yang menolak menyebutkan nama belakangnya. "Kami harus bereaksi meski kami berada jauh dari tanah air."
"Kami harus bersatu agar suara kami terdengar ke seluruh dunia," lanjutnya. (AFP/OL-1)
SEKITAR 18.000 orang turun ke jalan di Kuala Lumpur pada Sabtu (26/7).
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Kawasan bukit Corbières di Prancis selatan terbakar. Sekitar 8.000 lahan dilalap api, menutup akses jalan tol, dan melukai dua orang.
DUNIA semakin bersatu untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, terutama dari negara Barat.
Syahganda berpendapat langkah tegas Macron dan Starmer itu harus apresiasi, dan Presiden Prabowo Subianto perlu mengekspresikan penghargaan positif itu secara terbuka.
Negara-negara Arab dan Barat menyerukan agar Hamas menyerahkan senjata dan mengakhiri kekuasaan di Gaza.
NIAT Prancis dan sejumlah negara lain untuk mengakui Palestina sebagai negara berdaulat dinilai sebagai langkah penting dalam peta diplomasi internasional.
PRANCIS menyatakan bahwa satu-satunya jalan menuju perdamaian antara Israel dan Palestina adalah melalui solusi dua negara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved