Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
POLISI Prancis, Minggu (25/9), menggunakan gas air mata dan taktik antikerusuhan untuk mencegah ratusan demonstran di Paris mendekati Kedutaan Besar Iran.
Demonstran berkumpul di Paris di hari kedua secara beruntun untuk memprotes tewasnya Mahsa Amini, setelah perempuan itu ditangkap polisi moral Iran, pekan lalu.
Aksi demonstrasi itu berawal damai di Lapangan Trocadero di pusat kota. Para demonstran meneriakan kecaman terhadap pemerintah Iran dan pemimpin besar Republik Islam itu, Ayatollah Ali Khamenei.
Baca juga: Abaikan Ancaman Pemerintah, Demonstrasi di Iran Berlanjut untuk Malam Kesepuluh
Namun, polisi antihuru-hara menutup jalan saat para demonstran bergerak menuju kedutaan besar Iran. Polisi kemudian menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Kepolisian Paris mengonfirmasi penggunaan gas air mata dengan mengatakan sejumlah demonstran berhasil menembus barikade yang ditempatkan di dekat kedutaan Iran.
Sekitar 4 ribu orang ambil bagian dalam aksi demonstrasi di Paris tersebut.
Penggunaan gas air mata itu memicu kemarahan para aktivis yang sebelumnya sudah kesal karena Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu dan berjabat tangan dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB, pekan lalu.
"Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan aksi demonstrasi di Paris demi melindungi Kedubes Iran," cicit aktivis Iran yang bermukim di Amerika Serikat (AS) Masih Alinejad.
"Di saat yang sama, Emmanuel Macron berjabat tangan dengan presiden Iran," lanjutnya.
Para demonstran meneriakan yel-yel yang sama dengan yang digunakan para demonstran di Iran seperti 'zan, zendegi, azadi (perempuan, kehidupan, dan kebebasan) serta yel yang sama dalam bahasa Kurdi, 'jin, jiyan, azadi."
"Melihat apa yang terjadi, kami, warga Iran bersatu," tegas Nina, warga Prancis berdarah Iran yang menolak menyebutkan nama belakangnya. "Kami harus bereaksi meski kami berada jauh dari tanah air."
"Kami harus bersatu agar suara kami terdengar ke seluruh dunia," lanjutnya. (AFP/OL-1)
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
Prancis telah menghadapi tentangan dari para pemimpin beberapa bekas koloninya di Afrika di tengah memudarnya pengaruh Paris di kawasan itu.
Menlu AS Marco Rubio dan mitranya dari Prancis, Jerman, dan Inggris sepakat menetapkan akhir Agustus sebagai batas waktu de facto untuk mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran.
Dengan CEPA, tarif ekspor Indonesia ke Uni Eropa menjadi 0%.
Macron mengatakan kenangan yang paling membekas ialah di saat dirinya mengunjungi Akademi Militer di Magelang.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto. Ia juga menyebut Prabowo sebagai sahabat.
Timnas renang Prancis berlatih di Jakarta dalam rangka persiapan menuju World Aquatic Championship 2025 di Singapura.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved