Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERITEL perabotan rumah tangga berjaringan global asal Swedia IKEA menutup satu unit gerainya di Shanghai, Tiongkok, mulai 6 Juli mendatang.
Keputusan tersebut diambil setelah terjadi perubahan pola konsumsi masyarakat lokal yang lebih gemar berbelanja secara daring, demikian pernyataan IKEA yang dikutip media Tiongkok, Selasa (14/6).
Baca juga: Uni Eropa Cairkan Dana untuk Palestina yang Diblokir
Gerai IKEA yang ditutup tersebut toko kecil yang mengambil tempat di salah satu mal di Distrik Yangpu sehingga pelanggan masih bisa pergi ke gerai IKEA lainnya di Shanghai atau berbelanja secara daring.
Gerai di Distrik Yangpu itu merupakan toko kecil IKEA yang pertama kali dibuka di dalam mal di Tiongkok pada 2020. Di Tiongkok, IKEA memiliki 33 unit gerai. Pihak IKEA menyatakan bahwa Tiongkok masih menjadi salah satu pasar paling strategis di dunia.
"Sebagai negara ekonomi terbesar kedua di dunia, China masih menjadi tujuan favorit investasi, model pembangunan berkelanjutan, dan memiliki potensi pasar yang luas," demikian pernyataan IKEA dikutip Global Times.
Tiongkok masih menjadi salah satu negara pemasok terbesar IKEA bersama dengan Polandia dan India sebagaimana laporan perusahaan tahun fiskal 2021.
Sementara itu, para pengamat China merasa yakin bahwa keputusan IKEA tersebut tidak akan berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan investor asing pada Shanghai sebagai kota terkaya sekaligus pusat keuangan nasional tersebut.
Beberapa perusahaan, baik nasional maupun multinasional, sebelumnya sangat terdampak kebijakan penguncian wilayah (lockdown) di Shanghai yang berlangsung selama tiga bulan sejak Februari itu.
Sektor ritel domestik memang terdampak oleh munculnya klaster baru COVID-19 di Shanghai, tapi peta persaingan usaha juga telah berubah menyusul meningkatnya kepercayaan terhadap merek lokal dan platform belanja daring, demikian pendapat pengamat.
Kawasan pemukiman, kata Zong, akan dikategorikan menjadi tiga jenis, yang masing-masing akan dikenakan tingkat pembatasan yang berbeda.
Pada Minggu (10/4), 26.087 infeksi dilaporkan di pusat keuangan Tiongkok itu, tertinggi sepanjang masa. Kasus telah naik dari 9.006 pada 3 April.
Sejumlah kalangan mengkritik langkah terbaru otoritas Shanghai sebagai risiko besar. Apalagi, dengan adanya penambahan lebih dari 25.000 kasus covid-19.
Tiongkok kembali menorehkan rekor baru atas kasus harian Covid-19 mencapai 26 ribu jiwa, di tengah lockdown yang tengah diterapkan sejak Februari lalu.
Lebih dari 7.000 unit perumahan di Shanghai telah diklasifikasikan sebagai daerah berisiko rendah setelah melaporkan tidak ada infeksi baru selama 14 hari.
Kota Shanghai di Tiongkok, pada Rabu (13/4), memperingatkan bahwa siapa pun yang melanggar aturan penguncian covid-19 yang ketat akan ditindak secara tegas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved