RATUSAN migran Rohingya melarikan diri dari pusat penahanan di Malaysia pada Rabu setelah kerusuhan pecah, dengan enam orang tewas di jalan raya saat mereka melarikan diri.
Banyak warga Rohingya tiba di Malaysia dengan perahu setelah melewati perjalanan laut selama berbulan-bulan. Mereka yang tertangkap sering dikirim ke pusat penahanan, yang menurut kelompok hak asasi manusia biasanya penuh sesak dan kotor.
Baca juga: Indonesia-Inggris Sepakati Roadmap Kemitraan 2022-2024
Kepala Imigrasi Malaysia Khairul Dzaimee Daud mengatakan bahwa sebanyak 528 orang dari kelompok minoritas Muslim itu melarikan diri dari sebuah pusat penahanan di negara bagian Kedah pada pukul 04.30 waktu setempat.
Menurut polisi, banyak yang ditangkap kembali dengan cepat, tetapi 176 masih buron pada Rabu sore.
Setelah kerusuhan meletus, para migran menerobos pintu dan penghalang di pusat penahanan tersebut, dengan 23 penjaga yang bertugas tidak dapat mengendalikan situasinya.
Disampaikan polisi, enam di antara para migran yang kabur tersebut - dua pria dewasa, dua perempuan dewasa, satu anak perempuan dan satu anak laki-laki - tewas ketika mereka berusaha menyeberang jalan raya saat melarikan diri.
Penyebab kerusuhan dan kabur dari pusat penahanan tersebut, terang polisi, sedang diselidiki. Polisi, petugas dari instansi lain dan anggota masyarakat pun tengah memburu warga Rohingya yang berhasil kabur.
Malaysia adalah tujuan utama bagi warga Rohingya yang melarikan diri dari penganiayaan di negara asal mereka Myanmar atau kamp-kamp pengungsi di Bangladesh.
Lebih dari 100.000 warga Rohingya hidup di antara lapisan masyarakat terpinggir di Malaysia. Mereka bekerja secara ilegal di bidang konstruksi dan pekerjaan lainnya dengan upah yang rendah. (AFP/OL-6)